Senin, 13 Juni 2022

Haji Itu Adanya Di Dalam Hati

Setelah sekian lama, kuberanikan diri menulis blog ini. Tahun 2011, sudah 11 tahun yang lalu, saya & suami berangkat haji, setelah menunggu hanya 2 tahun lamanya. Waktu itu dalam hati, cepet men? Dan memang benar, 2 tahun lo, sudah ada panggilan manasik. Usia masih 40 waktu itu, merasa belum siap sih sebenernya. Tapi karna diajak suami, ya Lillahi ta'ala aja, ngikut suami, semoga dimudahkan, aamiin..


Apa yang akan saya ceritakan, mungkin tidak seperti yang dibayangkan, tidak indah. Butuh waktu lama untuk mengumpulkan keberanian menuliskannya, semoga bermanfaat. Hati ini tergerak ketika tahun ini musim haji tiba, dan ada seorang teman menulis status pamitan dan permohonan maaf di Fb.


Banyak hal ajaib terjadi saat haji yang kualami. Sampai sekarangpun aku masih berpikir, sebenarnya apa rencana Allah memperlihatkan semua itu padaku. Yang pertama, temperamen orang akan tetap terlihat aslinya disana, jika tidak ada niat memperbaikinya. Saat itu tempat menginapku di Mekah di maktab Misfallah, lantai 10. Saat akan naik lift, penuh, aku bersama teman2 sekamar, naik seorang bapak masih memegang rokok. Tentu saja kutegur, di dalam lift loh, kalau diluar ruangan masih masuk akal. Asapnya? Tur nek keslomot piye? "Pak, mbok tolong rokoknya dimatikan dulu, di dalam lift ini", kataku. Ee, tanpa disangka bapak ini malah marah, sambil teriak nengok ke belakang dia nanya, "Siapa yang berani larang saya? Mau saya bacok?". Aduh, langsung saja temen sekamar yang disebelah pegang tanganku dan berucap, "Udah bu, diam aja". Ya memang diam aku, shock.


Yang kedua, keserakahan. Saat antri makan di Mina. Kami antri dengan tertib, semua, satu2, baik ibu2 maupun bapak2. Ohya, saya naik haji reguler ya, bukan plus, dan jalur mandiri (tidak melalui badan/yayasan haji). Ternyata beberapa orang belakang gak kebagian. Loh kok bisa? Usut punya usut, ada serombongan orang kelompok lain, provinsi lain, nyerobot didepan. Banyak orang lagi, bergerombol. Peladen yang bukan orang Indonesia, ngasih aja. Dan itu terjadi tidak hanya sekali loo. Yasudah, akhirnya kita putuskan, tidak ada antrian lagi, diambil oleh ketua kelompok masing2, dan di dus ditulis nama ketua kelompok, dan saat ambil harus menunjukkan nama di kartu haji.


Yang ketiga, ketidaksabaran. Saat pulang ke Mekah selesai rangkaian haji. Kembali kita harus mencari makan siang sendiri. Nasi di penjual emperan depan maktab habis. Tentu saja kita harus nyebrang, ke resto depan yang jual lauk & nasi juga. Nasi arab tapi, gak papalah yang penting nasi, hehe.. Karna yang antri kebanyakan ibu2, meski saya dengan suami, ya sayalah yang antri nasi. Ternyata habis juga, nunggu matang sebentar. Gak masalah lah. Begitu matang, bungkusan nasi dibagikan, di deretan depan ada 2 ibu yang sama2 memegang bungkusan nasi pertama. Dan mereka berantem, saling berebut nasi. Sambil berteriak2. Masyaallah, hanya nasi loh itu, dan beberapa hari sebelumnya kita semua nangis bersama menyesali semua dosa & perbuatan kita di padang Arafah. Nyesek rasanya liat itu semua. Habis itu, jika nasi di maktab habis, aku gak nyari lagi, trauma rebutan. Mending beli bakwan yang gede2 itu, sebagai ganti nasi, kenyang, hehe..


Yang keempat, keegoisan. Saat sholat di Masjidil Haram, kala itu sendiri, karna bisa sholat di dalam, suami ada di shaf bapak2. Ngobrol dengan ibu dari provinsi lain. Beliau bertanya, "Sudah cium Hajar Aswad?". "Belum", kata saya. Kata pak ustadz juga kalo ibu2 gak usah ngoyo, tidak wajib juga. Ibu tersebut dengan bangga bercerita, bahwa beliau sudah, dengan membayar beberapa orang pengawal sehingga bisa mencapainya. "Orangnya bagus bu, gak terlalu mahal kok, harga segini real, nanti dia dan teman2nya yang buka jalan, lindungi kita dari orang2", katanya. Masyaallah, aku hanya tertegun mendengarnya. Diem ajalah. Apakah beliau tau, mereka itu untuk mengamankan jalan akan adu fisik, sikut sana sini, dorong, bahkan mungkin mukul, injak orag lain? Aku bener2 tertegun mendengarnya.


Ada lagi cerita tentang keegoisan ini. Adalah seorang ibu yang ingin ke Raudhah sendiri, meninggalkan kakaknya karna dianggap sudah tidak muda lagi, tidak gesit. Mengajak teman yang lain yang sama2 muda. Alhasil apa, disana dia samasekali tidak melihat karpet hijau lo. Bahkan ketika pergi bersama2 karna saat itu bersama rombongan, beliau disebelahku waktu masuk. Aku bilang, "Kita disuruh sholat sana bu, yang karpet ijo". "Mana, gak ada karpet hijau? Ini merah semua", katanya. Masyaallah, wong jelas2 kelihatan hijaunya. Sampai kakaknya yg kebetulan ada disitu juga mengingatkan, "Itu loo di depan sederet hijau semuaa". Akhirnya kita gandeng aja ke depan, sholat di karpet ijo, dan dia diam aja. Ketika akhirnya kesempatan berikutnya dia ajak kakaknya ke Raudhah lagi, kebetulan denganku, karna kakaknya itu lumayan dekat denganku, akhirnya di Raudhah wajahnya kembali berseri2. Karpet ijo, dia bisa melihatnya, Alhamdulillah..


Satu lagi yaa, cerita tentang keegoisan. Ada seseibu yang disana manjaa banget ama suaminya. Apa2 minta diladeni, bahkan makan yang belikan suaminya, kalo salah marah2. Kita sudah bilang, "Mbok ikut beli sana, bisa milih sendiri". Dia tak bergeming, malas katanya. Dan apa yg terjadi, beneran lo, dia akhirnya gak bisa bergerak, sakit. Flu lumayan parah lagi, padahal di maktab. Gak bisa bangun dari tempat tidurnya, ada kali 5 hari. Akhirnya habis itu, setelah sembuh, mereka kalo beli makan bersama2, hehe..


Sedangkan saya? Ya mengalami hal ajaib juga. Dari mulai sakit mata, jatuh saat pakai gamis, sampai suami yang ketipu orang di Masjidil Haram. Diambil hikmahnya saja. Sakit mata, memang diminta menjaga pandangan mata. Saat itu di Arab, memang wanitanya memakai pakaian tertutup, tidak memperlihatkan lekuk tubuh, bercadar bahkan. Tapi laki2nya, sungguh memanjakan mata kami ibu2. Ganteng2, bergamis kadang tipis, dan wangi. Nah, setelah sakit mata, pandang cukup sekali saja, habis itu istighfar, hehe.. Jatuh saat pakai gamis, ya rupanya disuruh gak terlalu pecicilan lagi. Itu lupa kalau lagi pakai gamis, lompat dari trotoar satu ke lainnya. Rupanya gamis sana gak ada belahan sampingnya, cupet, ya jatuh, haha.. Sedangkan untuk suami, itu karena greedy, mengharapkan keuntungan yang lebih besar, beli mata uang tertentu dari orang asing di dalam masjid. Ternyata setelah diuangkan ke money changer disana, zonk, tidak berlaku, jian..


Dari semua kejadian ajaib itu, aku berpikir, apakah hal2 tersebut akan diceritakan oleh beliau2 itu ya setelah pulang ke Indonesia? Sepertinya tidak. Cerita ajaib stay disana, cerita indah yang dibawa. Jadi, kalau sekarang ada orang pulang dari naik haji, aku gak pernah lagi bertanya cerita mereka disana. Cukup saling mendoakan, dan bersenang2, ngicipi pistachio dan kurma berbalut coklat, hihi.. Kalaupun ada yang tanpa diminta cerita, aku hanya tersenyum saja, Wallahu a'lam biswahab.


Waktu masih di Madinah, saat makan siang terakhir disana, dengan rombongan. Ada seorang bapak yang sudah sepuh, kita hormati, sangat baik, sangat santun, sangat sayang istri, diminta memberikan sedikit petuah. Kata Beliau, bahwa menjadi haji itu belum tentu mabrur. Haji hanya menjadi embel2 doang. Tanda haji mabrur apa? Adanya perubahan ke arah lebih baik, dan bermanfaat bagi orang lain, dimulai dari bermanfaat terhadap keluarganya sendiri. Sungguh kata2 itu sangat meresap ke dalam hati ini. Susah lo itu, bukan hanya sebulan dua bulan setelah haji, tapi disisa hidup kita setelahnya. Usaha itu adalah perjalanan panjang. Berubah sedikit demi sedikit gak papa. Hanya dari A menjadi A', belum bisa B gak papa. Belum bermanfaat bagi orang lain gak papa, minimal bagi keluarga sendiri. Bermanfaat itu tidak hanya urusan uang, bisa juga berbagi ilmu, motivasi, harapan, informasi, dlsb.


Setelah dipikir lagi, dengan segala keajaiban haji, dengan definisi mabrur yang berat, apakah bisa seseorang yang belum naik haji melakukannya? Bisa banget. Itulah yang menjadikan aku berkesimpulan, bahwa haji itu adanya di dalam hati, baik yang sudah pernah ke Mekah, maupun belum. Kesimpulan itu juga kudapat, ketika setelah selesai cerita beberapa cerita ajaib diatas, seorang teman kantor berucap, "Saya kok jadi tenang dalam hati ya bu. Tadinya hati selalu gundah, boro2 naik haji, buat makan, buat sekolah anak2 aja pas2an, istri masih buka warung juga di rumah. Meski rejeki itu Allah yang atur. Jadi saya belum bisa ataupun kalaupun sd meninggal belum bisa naik haji, yang penting jadi lebih baik & bermanfaat ya bu?". "Insyaallah pak..", jawabku.


Jadi apa yang sebenarnya membedakan yang sudah berhaji atau belum? Karna haji itu adanya di dalam hati..




Yogyakarta, 14 Juni 2022


Di dalam tenda Arafah


Saat bermalam sejenak di Muzdalifah


Bersama teman sekamar Mekah, di dalam tenda Mina


Di depan Jumratal


Di samping maktab di Mekah


Di depan Ka'bah


Suasana di dalam maktab suami


Di depan pelataran Masjidil Haram


Di depan Marwah (saat sa'i)


Jumat, 10 Juni 2022

12 Tips & Tricks Liburan Hemat ke Bali 5D4N

1. Cek harga tiket pesawat di tiketdotcom, masukkan random tanggal kira-kira mau berangkat. Nanti kelihatan tuh di hari apa harga terendahnya. Kunci tanggalnya. Misal, tanggal 2-6 Juni. Lalu masuk ke traveloka, pilih yang sudah bundling, pesawat & hotel, dengan tanggal yang sama. Filter harga terendah, pilih penerbangan paling atas.

2. Untuk hotel, cek di maps, daerah mana yang diinginkan, misal kuta beach. Klik hotel yang diinginkan, cek harga di tanggal tersebut. Dibawahnya ada beberapa situs hotel, cari yang terpercaya (jangan yang terendah aja). Kalo aku biasanya agoda, booking, tripadvisor. Kemudian bandingkan dengan harga di traveloka. Cek apakah harga bundling lebih murah/tidak. Lalu tentukan akan memakai kombinasi mana (yang termurah), bayar. Biasanya yang murah tanpa breakfast. Gak papa, sekarang mau makan gampang, tinggal online, banyak diskon. Kemarin untuk hotel bintang 4 dapat harga di 300rb. Murah. Kuncinya cek dulu untuk tiket pesawat, yang terendah biasanya low season dan harga hotel akan mengikuti rendah. Padahal aku pergi melewati wiken lo kemarin, dari kamis-senin.

3. Kemudian untuk sewa mobil, tersedia pula di tiketdotcom maupun traveloka, bandingkan. Saran saya, pakai driver saja, jika hanya dalam kota. Dengan traveloka lebih jauh jangkauan area 0 nya (sampai Ubud) dibanding tiketdotcom, jika area 1 & 2 ada tambahan biaya lagi. Sewa mobil hanya 120rb/hari selama 12 jam sudah termasuk sopir. Belum termasuk uang makan sopir 60rb dan bensin. Pengalaman kemarin jika dalam kota saja, sehari hanya habis 220-250rb. Sama dengan sewa mobil 24 jam tanpa sopir (lepas kunci). Enak, pake sopir, tidak capek. Tapi jika mau lebih dari area 0, mending ambil yang all in, 400rb/hr. Jatuhnya lebih murah. Karna jika tidak, ada tambahan biaya 100rb, dan biaya bensin dihitung 1rb/km. Kemarin saya ke Kintamani habis 430rb, hehe.. Jadi saran saya, jika belum tau akan kemana, mending sewa harian aja, mendadak malam sebelum berangkat. Bisa di-booking maksimal 3 jam sebelum keberangkatan.

4. Berangkat ke YIA, bisa pakai fitur antar-jemput bandara. Ada di traveloka maupun tiketdotcom. Tapi kemarin karena hanya berdua, lebih hemat pakai KA Bandara, 20rb/orang. Gocar dari rumah ke stasiun tugu, 20rb. Jadi total hanya 60rb. Jika naik antar-jemput traveloka 140rban, naik jemputan bandara tiketdotcom masih diatas 200rban. Tentukan berdasar banyaknya orang yang berangkat. Jika banyak orang atau banyak barang, mending naik antar-jemput saja. Kemudian saat disananya, cek apakah mobil taxi online boleh ambil penumpang di bandara. Jika tidak, cek harga taxi. Browsing. Bila mahal, cek kembali harga jemputan bandara. Kemarin kami pakai jemputan bandara by tiketdotcom, bayar 80rb (lebih murah dibanding traveloka sd 100rb lebih). Jika naik taxi, meski dekat kena minimum charge 125rb. Pakai taxi online, ada Grab Point di bandara, tapi baca di internet katanya tarif mahal juga, tidak sama tarif reguler. Agak keder juga dengan ketersediaannya. Ee, ternyata hotel dekat dengan bandara hanya sekitar 3km. Pas pulangnya, kita pakai Grab, dari hotel ke bandara, hanya bayar 30rb saja, wkwk..

5. Tiket masuk atraksi lebih baik beli online, lebih murah, jauh. Kemarin saya dapat sampai diskon 50% via traveloka. Saat masuk GWK cek harga 125rb, belum trsmk boogie car (kalo mau jalan juga bisa, gratis) 30rb & tiket naik ke lantai 23 50rb, sudah termasuk refreshment drink. Cek hrg online, di tiketdotcom di harga 95rb. Tanya ke petugas, katanya itu sama dgn tiket on site yang 125rb. Okedeh, cek lagi traveloka, lha kok malah lebih murah lagi, hanya 62.5rb. Yasudah, kita beli saat itu juga, online, didepan ticket box. Pastikan paket data mu ada yaa. Kemarin juga dapat tawaran sama driver untuk besoknya ke pulau penyu. Katanya, bayar 500rb paketnya. Pas cek online, ada loh hanya bayar 60rb, diskon 75% dari seharusnya 250rb. Paket glass bottom boat plus pulau penyu. Mamae pengen jane, meski dulu udah pernah. Sayang, akhirnya anak wedok gak mau, hehe..

6. Untuk makan, karna resto di GWK mahal, sekitar 65rb/porsi/orang, belum termasuk minum. Yasudah, keluar aja, cari resto dekat2 situ. Akhirnya kita ke resto campur2. Rame. Ada wisman dan wisnu. Dan ternyata enak. Ada sate lilit, ada jus buah. Berdua habis hanya 59rb saja.

7. Dinner at Jimbaran, pastikan resto yang kamu tuju enak dan gak terlalu mahal. Kemarin pas kesana udah percaya aja ama drivernya, bilang, enak dan gak terlalu mahal. Ternyata zonk, udah gak enak, mahal. Berdua habis 408rb, padahal hanya 2 lauk, 1 sayur, dan 1 minum. Padahal biasanya kita cek dulu loh. Cara cek, masuk ke maps, resto yang akan kita tuju, masuk ke photo. Disitu biasanya ada foto latest & foto menu, ada harganya. Plus baca review dibawah. Padahal kalo mau nanya dikit, gak asal percaya, kakakku ada langganan paket per orang 100rb, sudah dapat beberapa lauk, kerang, udang, cumi. Atau di Jimbaran lama ada yang beli ikan kiloan, kemudian ongkos masak hanya 30rb, info dari saudara yg disana.

8. Kintamani, kembali driver usulkan untuk ke kafe tertentu. Gak mau kena zonk dua kali dongg, aku cek dulu ke maps. Oke, tempat bagus, harga masuk akal, review baik. Cuz deh kita kesana, dan bener. Tempat bagus, harga makanan minuman affordable, makanan enak, viewnya ciamik.  Berdua kita habis 161rb, masih wajar lah, sekelas kafe. Masih lebih murah dari Jimbaran kemarin, wkwk..

9. Ubud, sekarang sawahnya banyak yang dikaryakan. Lagi-lagi driver menyarankan ke  resto tertentu. Gak papa, gak takut. Ntar kalo mahal tinggal gak jadi. Lha sekalian lewat, sayang kalo gak mampir. Ternyata untuk masuk aja bayar 50rb, main ayunan raksasa/swing 250rb. Gak kurang akal, nanya, kalo ke resto bayar enggak? Gratis bu. Minum aja boleh? Kita habis maksi di Kintamani soalnya. Boleh. Yowis, masuk resto aja. Kita dikasih gelang merah, tanda gak boleh foto di booth spot yang sudah disediakan. Tapi foto di resto, pathnya, sawahnya, boleh. Okedeh, siapa takut. Kan memang tujuannya sawah. Akhirnya kita minum2 sambil liat orang main swing, lalu foto sebentar di path. Mau turun ke sawah kok males, udah bayangin capek naiknya. Berdua, kita minum habis hanya 52rb. Lebih hemat daripada bayar tiket masuk, hihi..

10. Beli oleh2 di Khrisna. Lebih hemat karna gak perlu nawar, bagi yang gak bisa nawar. Untuk makannya, jangan dilantai atas. Karna sok yakin, paling kayak di lantai atas Mirota Batik, atau kayak di Mall ada foodcourt. Ternyata hanya 1 resto dikelola Khrisna, dengan kerjasama bebek betutu. Bebeknya mahal, seporsi untuk 1 orang 113rb. Kita beli makanan western aja, lebih murah, skitar 50rban. Wajar. Minum air mineral aja, buat berdua. Soalnya udah bawa tumbler sebenernya di tas. Pas datang air mineral di botol kaca. Wah, pasti mahal nih. Dan bener, itu harga air mineral 30rb sendiri, hehe.. Berdua kita habis 153rb. Makanannya kurang enak, porsi besar. Akhirnya kita gak habis, bungkus, bawa pulang.

11. Double six beach. Waktu yang mepet, pengen liat sunset hari terakhir di Bali, yang dekat saja. Kata saudara masuk di resto yang bean bag itu seorang 100rb. Katanya juga, ada warung bakso disitu juga. Liat maps, di sebelahnya, yasudah, masuk dari situ aja. Ternyata gratis bok, gada tiket masuk. Hanya bayar parkir mobil aja cuman 3rb. Karna mepet waktu, kita cuman foto2 aja, gak jadi makan bakso. Begitu gelap, pulang, karna anakku udah capek & kita tadi udah beli onlen bebek goreng sent ke hotel, hehe..

12. Pas malamnya packing, ternyata banyak barang bawaan. Pake bagasi nanti juga harus bawa, di bandara repot, troli terbatas. Harus bayar portir, wraping. Yasudah, kirim langsung ke Jogja aja, pakai Paxel, hanya 25rb/paket, ukuran large, maksimal 5kg. Bayar pakai Gopay. Nyampe 2hr. Praktis, hemat. Pesan dari malam, nanti dipickup di hotel jam 8-10 pagi. Pastikan kasih note untuk diambil di resepsionis yaa..


Yogyakarta, 10 Juni 2022

Ratih/Menit


Makanan western di resto lantai atas Khrisna 


Bebek goreng pesan online, makan di hotel


Di halaman tengah hotel bintang 4 di Kuta


Di El Lago Cafe, Kintamani


Di resto Umak Ceking, Ubud


Di pantai Double Six


Contoh pesanan makanan untuk breakfast, pesan online, ayam serundeng, enakk


Di lantai 23 GWK


Dinner at Jimbaran Beach


 

My Notes Template by Ipietoon Cute Blog Design