Minggu, 02 Mei 2021

Taichi

Lagi-lagi, tulisan ini kubuat karna postingan seorang teman, hehe.. Dulu sekitaran tahun 90an, aku sering anterin mamaku senam pernafasan taichi. Di daerah wongsodirjan, deket stasiun tugu sana. Senamnya cuman sejam, jadi aku sering tungguin aja. Males bolak-baliknya. Sambil liat-liat, sepertinya menarik juga ini senam. Lama-lama daripada hanya nungguin aja, aku ikut senamnya, hehe..


Senam pertama pemanasan dulu. Trus dilanjut dengan aerobic low impact. Low banget ini, wong pesertanya sudah pada lansia, haha.. Aku ra keringeten blas! (Aku tidak berkeringat samasekali!) Habis itu baru deh senam pernafasan taichi. Dengan gerakan super lambat dan atur nafas. Nah, anehnya, disini malah akhirnya keringatku keluar sampai netes-netes sendiri. Padahal gerakan lambat looh.. Dan di akhir senam, rasanya badan segeerr banget enak. Aku jadi ketagihan, haha..


Waktu itu juga lagi awal-awal aku bisa setir mobil, jadi seneng-seneng aja tiap disuruh antar mamaku kemana-mana. Arisan, ke pasar, dll. Apalagi ini, selalu jadi semangat jika disuruh antar senam taichi. Yang jadi instruktur senamnya sudah sepuh. Tapi lama-lama ada anaknya ikut ngajarin juga, kokoh-kokoh handsome gitu, ehem.. Eh, sepertinya dia juga memperhatikan eike. Ya iyalah, jaman itu aku adalah peserta senam termuda, dan dengan kostum seadanya (gak punya training). Kadang cuman kaos bethongan dan celana pendek jeans ting slawir (rawis), haha..


Tiba-tiba suatu hari, di akhir suatu sesi, kokoh handsome ini deketin aku, dan bilang, "Mau gak diajarin 24 jurus senam taichi?". Lha yang nawarin kokoh handsome masak ditolak. Mau laahh.. Dan jadilah aku belajar jurus itu. Gak tau apa namanya. Yang jelas gerakannya sangat indah, gemulai, dan 24 jurus itu aku hapal dengan sangat mudah, hihi..


Kata temenku, dia gak bisa taichi karna beda aliran. Terlalu gemulai. Dia biasanya ikut karate. Setelah dirunut-runut, bener juga. Karna saat smp-sma, aku ikut eskul nari, jadi mungkin masih searah gemulainya, in-line. Waktu itu awal kuliah, aku sempet coba ikut nari lagi di gelanggang, tapi sepertinya kok sudah kurang luwes. Mendak (salah satu gerakan tari yang mengharuskan kita merendahkan tubuh dengan menekuk kedua lutut sedikit) juga kurang pas, karna aku sudah ketinggian. Ketemu taichi ini serasa nemu soul kembali. Gemulai, tapi strong, tidak perlu terlalu luwes dan mendak, seperti penari, hehe..


Aku lupa persisnya, berapa lama kami ikut senam taichi ini, dan kami berhenti senam taichi karna apa. Tapi sejak mamaku gak senam lagi, aku juga gak ketemu kokoh itu lagi dan gak inget juga buat selalu latian senam taichi itu. Jadi lupa deh gerakan-gerakannya. Tapi keindahannya, beberapa instruksi senamnya, dan tentu saja senyum kokoh itu, sedikit masih ada dalam ingatan, haha..


Salam sehat yaa..


Ada di yutup ternyata, hihi..


 

My Notes Template by Ipietoon Cute Blog Design