Minggu, 27 Juni 2021

Alur Pemeriksaan Covid

Jika Positif


Kapan saat harus mulai periksa covid? Kemarin saat anakku laki2 batuk, masih kuobati obh combi plus saja, karna tidak disertai demam. Tapi di rumah sudah kamar tersendiri, dan jika keluar kamar memakai masker. Waktu itu aku sudah berkata sama anakku, "Nanti jika hari ke-5 tidak membaik, test antigen ya mas? Meski tidak demam?". Dan anakku mengangguk. Soalnya menilik kasus papanya tahun lalu yg positive covid hanya batuk ringan, tidak demam.


Ketika hari ke-5, aku yang tidak batuk tapi malah demam, memberikan alat termometer tubuh ke anakku dan ternyata dia juga demam. Langsung pagi itu kuminta anakku dulu ke rs, atas biaya sendiri, untuk test antigen. Dan hasilnya positive. Langsung siangnya aku dan anakku perempuan test antigen juga, atas biaya sendiri, dan hasilnya aku positive dan anakku negative. Kamipun misah kamar. Kamar utama justru dipakai anak perempuan, karna ada kamar mandi dalamnya. Kami semua pakai masker jika keluar kamar. Prt pulang hari dan tukang kebon langsung kami stop untuk tidak masuk dulu. 


Esok harinya, berbekal hasil test antigen positive, dibantu teman yang dokter di rs rujukan covid, kami mendaftar untuk periksa ke klinik kusus covid. Kami pun diminta rontgen dan cek lab darah. Pulangnya saat akan bayar di kasir, ternyata tidak dipungut biaya, hanya saja diminta untuk tandatangan surat pernyataan biaya ditanggung kemenkes. Karena hasil masih 3 jam lagi, kami diminta pulang ke rumah, nanti hasil di-wa.


Sore sy menerima wa dari rs bahwa karena hasil rontgen dan lab darah anak tidak bagus, diminta untuk rawat inap. Akhirnya saya mengantarkan anak untuk rawat inap, sekaligus mengambil hasil rontgen dan lab saya. Di rs kami ke klinik covid lagi, bertemu dokter, dan anak sy langsung diinfus. Ternyata kami berdua harus swab pcr untuk memastikan positive covid. Termasuk saya, meski hasil rontgen dan lab saya bagus. Saat membayar obat saya ke kasir, ternyata lagi lagi saya hanya disodori surat pernyataan biaya ditanggung kemenkes, tandatangan saja. Dan diminta menyiapkan BPJS anak saya (yang ternyata non aktif, cek via aplikasi JKN), untuk jaga-jaga jika nanti diperlukan, apabila anak saya sudah negative tapi tetap harus dirawat di bangsal. Kemudian bersama perawat, saya antar anak ke lantai 4, ruang isolasi. Ketika anak saya masuk, saya menunggu sebentar diluar untuk urusan administrasi. Ternyata lagi, saya diminta tandatangan surat pernyataan biaya ditanggung kemenkes.


Hasil swab pcr anak sy keluar hari berikutnya, dan benar positive. Sedangkan hasil pcr saya baru keluar 3 hari kemudian juga, hasil positif. Tapi saat itu saya sudah tidak demam dan hanya batuk ringan. Bisa beraktifitas di rumah seperti biasa.


Di rumah, saya langsung lapor RT dan meminta tracing untuk prt pulang hari saya, yang jika di rumah saya tidak memakai masker, dan sering setrika baju di kamar anak. Tracing dilakukan esok harinya dengan test antigen. Ketika saya akan mengganti biaya (sebelumnya saya kira dibayar dahulu oleh adik ipar yang rumahnya sebelah saya), ternyata sudah dibayar oleh satgas covid RW. Uang satgas darimana? Dari saweran warga sebelum-sebelumnya (termasuk saya pernah menjadi donatur). Sebagai tambahan informasi, prt saya ini pernah isolasi mandiri jaman pilkada tahun lalu, karena suaminya (yang akan jadi panitia pilkada ikut skrining) positive rapid test, dan kala itu menunggu hasil swab pcr masih semingguan, untuk biaya hidup ditanggung satgas covid RW juga. Alhamdulillah hasil antigen prt saya negative.


Saat antibiotik saya habis, bersamaan dengan diperbolehkan pulang anak saya. Sekalian jemput, saya kontrol dan diberi obat lagi. Tapi hanya vitamin, dan masih ditanggung kemenkes. Kemudian kami pulang dan diminta untuk kontrol kembali seminggu kemudian. Anak saya juga masih dibekali obat, karna hasil pcr yang kedua belum keluar. Anak say di-pcr ulang tepat pada hari keluar dari rs. Jadi diperbolehkan pulang karna tanda klinisnya sudah baik, yaitu scan paru, rontgen, dan lab darah sudah baik. Sedangkan untuk saya yg hanya bergejala ringan, tidak ada pcr ulang (begitu menurut buku pedoman rs).


Seminggu kemudian, kami kontrol kembali. Dan dinyatakan sehat. Diberikan surat sehat. Tidak diberikan obat ataupun vitamin. Hanya saja untuk maintain kesehatan dianjurkan konsumsi vit D 1000iu, vit C, dan antioksidan (bisa habatussauda, madu, atau brokoli dan tomat), atas biaya sendiri. Dan tidak tiap hari, hanya 1-2x seminggu. Saat membayar ke kasir, ternyata sudah tidak ditanggung kemenkes, kami bayar 100rb untuk berdua.


Besoknya, untuk lebih meyakinkan dan supaya orang rumah nyaman, saya test antigen nasal di rs swasta, atas biaya sendiri, dan hasilnya negatif.


Jika Negatif


Seminggu kemudian, ternyata anak perempuan batuk pilek, tidak demam. Karna kontak erat dengan kami, maka pada hari ke-2, saya berinisiatif, atas biaya sendiri, membawa anak test antigen. Dan ternyata hasil negative.


Maka besok sorenya saya antar anak ke dokter keluarga untuk mendapat obat flu, karna saya lihat anak saya kesulitan bernafas karna hidung tersumbat. Ternyata oleh dokter keluarga disarankan untuk swab pcr, mengingat kontak erat tadi, dan diminta nanti jika sudah hasilnya di-wa ke beliau. Konsultasi dokter dan obat atas biaya sendiri.


Dan besok paginya, hari ke-4, kamipun swab pcr di rs swasta terdekat, atas biaya sendiri juga dan hasilnya kami terima sore hari menjelang malam, negative, alhamdulillah..

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Notes Template by Ipietoon Cute Blog Design