Senin, 06 Februari 2017

SURAT BUAT ANAKKU LANANG (2014)

Surat buat anakku lanang, Mochammad Tio Gisto Buwono

Dear Mas Tio,

Hati mama membuncah bahagia tak terkira disamping tak percaya (tadinya, hehe), ketika mendengar berita Mas Tio diterima di ITB. Terpilih diantara jutaan pendaftar bukanlah hal yang mudah, tapi Mas Tio telah membuktikan bahwa Mas Tio mampu dan tangguh dalam persaingan. Selamat!

Sore harinya, ketika bersujud dalam syukur setelah sholat maghrib di rumah, air mata mama meleleh membasahi pipi. Terselip rasa haru, karena Mas Tio mama yang kecil dulu, kini telah tumbuh dewasa, sudah mahasiswa! Terbayang kembali potongan-potongan gambar flashback, menambah keharuan mama.

Saat mama mengandungmu adalah saat yg berat, mungkin karena anak pertama ya? Dan mama waktu itu kurus bgt, masih 40kg, jadi belum terlalu kuat. 4 bulan pertama mama mual dan muntah-muntah terus, padahal mama masih tetep kerja. Bahkan pernah dulu pas masih membonceng motor papa tiba-tiba pusing hebat hampir pingsan. Langsung mama minta papa untuk menepi dan mama tiduran di bangku bakso yg ada di emperan toko, di daerah kebayoran lama kalo gak salah (karena dulu kita sewa rumah di daerah radio dalam).

Akan tetapi kelahiranmu, Alhamdulillah bukan proses yg sulit. Mama masuk RS jam 15.30, jam18.30 kamu sdh lahir, ekspress kalo kata dokternya sih, hehe.. Mama ingat waktu kamu lahir, dokter menggulung tali plasentamu yg panjang dan berkata, “Wah, kalo panjang gini, saudaranya byk entar”. Waktu itu mama tdk tahu apa maksud pak dokter, tapi ketika kamu balita terlihat, bahwa yg dimaksud byk saudara bisa jg byk teman, karena setiap kita pergi makan ke resto cepat saji yg ada arena bermainnya, dengan cepat kamu akan mendapatkan byk teman bermain.

Umur 3tahun, ketika saatnya kamu masuk playgroup, mama masukkan ke BKB, krn saat itu hanya ada itu di dekat kompleks kita, masuk tiap hari rabu (seminggu sekali), pake baju kaos setelan ungu, dan bayar hanya Rp.3.000,- per bulan! Ehehe.. Mama msh di rumah waktu itu, krn hbs melahirkan Adek, masih memakai kain panjang (jarik, adat jawa) sbg ganti celana pendek atau rok, selama 40 hari. Secara unik, MasTio mengekspresikan kecemburuan atas kelahiran Adek, tidak dengan cara nakal, akan tetapi minta dimandiin Mama (padahal biasanya ama embak) dan gak mau maen ke rumah teman (biasanya ngedon di rumah devan, hehe) nguplek aja di kamar mama. Jadi deh, bisa dibayangin, mama dengan msh berbalut kain panjang tiap hari hrs mandiin Mas Tio (berdiri dan jongkok-jongkok gitu), 2x sehari. Repot bok.. :D..

Masuk TK, ada hal lucu yang kamu lakukan yg tidak biasa dilakukan oleh anak seumurmu. Suatu hari, ketika mama ada di rumah, sd jam 11 kamu belum pulang, padahal sekolah selesai jam 10 pagi. Pinternya kamu, pulang sekolah sdh sendiri, tidak dijemput, karena mmg sekolah hanya didepan kompleks, dekat pos satpam depan. Krn khawatir, mama telfon ke satpam, minta tolong unt dilihatkan ke sekolah. Tapi, apa jawaban pak satpam? “Ooo, Tio bu? Ini ada di sini, lagi main karambol..” Bwahaha, pulang sekolah main karambol, anakke sopo to le..

Waktu SD, paling susah adalah mengajari kamu pamit jika pergi. Sampai-sampai mama mengeluh sama papa, “Gimana ini cara mendidiknya? Udah dikasih tahu terus tapi tetap saja lupa pamit kalau pergi..” Dan jawab papa adalah, “Ya mama gak boleh pantang menyerah, harus terus diberitahu, enggak boleh bosan”. Dan itulah yangselalu mama pegang dalam mendidik anak. Tak pernah boleh bosan, karena anak adalah amanah Allah kepada kami, orang tua. Kamu tau kenapa harus pamit kalau pergi? Itu adalah bagian dari budi pekerti yang ditanamkan oleh orang tua mama dulu (Oma dan Opa), dan sekarang setelah mama menjadi orang tua, tahu manfaatnya. Adalah karena anak belahan jiwa kita, ketidaktahuan keberadaan akan membuat khawatir. Itu saja.

Kesukaan ke warnet untuk bermain game ketika SD juga menyulitkan mama waktu itu. Bayangkan banyaknya warnet yg tersebar di sekitaran sekolah MP. Mama gak habis pikir, bagaimana bisa pemilik warnet punya ide untuk membuka sewa perempatan jam atau setengah jam, disesuaikan dg kantong anak SD yg hanya punya seribu atau dua ribu rupiah. Waktu itu sampai sore kamu belum pulang, mama longok satu per satu warnet di sekitar sekolahmu, tidak ada. Mama telfon, tidak diangkat. Tak berputus asa, mama telfon terus ke hapemu, lebih 10x sampai diangkat. Dan sejak saat itu mama hitung uang sakumu hingga pas untuk jajan dan ojek saja, supaya tidak bersisa untuk warnet, meskipun hanya seribu. Akan tetapi di hari libur, malah mama kasih uang ke warnet, jadi yg penting disini adalah time management, dan no game di hari sekolah!

SMP, masih amat berwarna harimu nak. Mulai kenal teman dekat wanita dan belajar parkour. Seumur-umur mama gak tahu apaitu parkour dan kamu gak kasih tahu kalau ikut. Pamitnya sih futsal, memang sih tempat latihannya di di belakang tempat futsal, tapi tetap aja itu ngeles Mas, hehe.. Mungkin takut mamanya khawatir, secara ternyata parkour itu jumpalitan gak karuan. Sekali waktu kamu ijin untuk ke Urbanfest Ancol. Karena khawatir, dan kebetulan kamu juga mau dianterin, mama, papa dan adek ikut anterin ke Ancol. Waktu itu mama baru sembuh dari kena campak jerman loh, masih pegel sedikit sebenarnya, tapi gak apa-apa lah demi anak lanang, ciee.. Barulah disini mama tau kamu ikut parkour, weleeh. Tapi ketika mama liat ada pelatihnya dan teknik-tekniknya, maka berkuranglah rasa khawatir itu.

Masa SMP, menurut mama adalah masa mencari jati diri bagimu. Setiap pulang sekolah, tidak pernah selalu pulang tepat waktu, main kemana tidak tahu (ngakunya sih nongkrong di sekolah aja), tidak ikut kegiatan OSIS sama sekali. Disuruh ikut eskul basket juga enggak mau, aduh.. Sampai pernah saking jengkelnya mama, dan hukuman dari sebelumnya yang pulang telat melulu, waktu itu lagi ujian seminggu, setiap pulang ujian, siang, mama jemput ke sekolah, mama drop ke kayamas, hanya untuk memastikan kamu pulang tepat waktu. Kemudian mama balik lagi ke kantor. Oalaah Mas Tio, MasTio..

Masa SMA adalah masa yg lumayan, hehe.. Sudah mulai ikut berkegiatan (OSIS, MPK, Panitia ini, itu), bahkan tidak disuruh malah ikut eskul basket sendiri. Oh ya, bisa masuk SMA 28 adalah kebanggaan tersendiri, melalui tes brp tingkat ya waktu itu? 5 tingkat Mas Tio? Semangat juangmu pantas dipertahankan, kalau sudah ada kemauannya, mengingat masa SMP yg agak amburadul, hihi.. Les bahasa inggris gak pernah mau, akhirnya kepentok di tes SMA ini ada tes TOEFL dan wawancara bahasa inggris. Tapi bagusnya kamu, identifikasi masalah dan mencari solusi dengan mengkomunikasikannya ke orang tua. Pertahankan itu ya le.. Langsung shortcut, mama ambil les privat di rumah, bahasa inggris, 1 atau 2 bulan waktu itu Mas? Dengan track-record SMP, waktu itu mama gak yakin kamu bisa diterima di SMA 28, tapi untuk memacu semangat, mama bilang, “Kalo diterima, mama beliin sepeda fixie deh”, hehe.. Tapi ternyata dengan tes malah tertolong, karena NEM tidak sampai (9 kurang dikit). Yaa, meskipun tadinya sempat tidak diterima, ditelfon 2 hari kemudian karena ada 6 orang yang tidak daftar ulang, kamu sampai loncat-loncat kegirangan.

Dipanggil ke sekolah karena terlambat adalah makanan sehari-hari mama waktu kamu SMA kelas 1, hehe.. Karena tanpa SIM, mama tidak mau kamu ke sekolah naik motor. Peraturan dibuat pasti sudah dengan pertimbangan yang matang dari para ahli. Padahal kamu sudah bangun pagi sekali, tapi nongkrongnya di kamar mandi itu deh yang lamaanyaa.. Bahkan yang terakhir sudah 10x dalam 1 semester, tidak boleh masuk kelas sebelum mama datang., dan mama harus tandatangan surat pernyataan bermaterai, hadeeh.. Sekali lagi, hati-hati dengan time management yo lee.. Apalagi kamu nanti sdh mahasiswa, waktu kamu yang atur sendiri. Tak bisa atur waktu, tak akan selesai tugas-tugasmu nanti tepat waktu.

Itulah tadi kesan-kesan mama selama membimbingmu dan mengantarmu sampai dgn skrg ke gerbang perguruan tinggi. Penuh warna tapi bahagia. Lebih bahagia lagi skrg terbayar dengan prestasimu masuk PTN pada fakultas yang byk peminatnya. Flashback tadi akan menjadi kenangan manis kita, hehe.. Skrg saatnya menapak masa depan yg cerah. Ingat pesan-pesan papamu yang sudah disampaikan secara lisan kemarin. Mama hanya menambahkan sedikit saja. Selalu ingat sholat, Allah SWT, kekuatan doa tiada duanya. Jika menghadapi tugas yg sulit, bersabarlah, hadapi dengan sholat dan sabar, serta tetap kerjakan dengan tekun, satu persatu. A journey of a thousand miles must begin with a single step (Lao Tze). Jangan menunda tugas, first thing first. Oh ya, jangan lupa, bentangkan sajadahmu dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam sholatmu. Akhlak. Selalu rendah hati dan ingat budi pekerti. Pesan mama.

Semoga sukses ya nak! Airmata bahagia mama menutup surat ini.

Ciputat, 19 Juli 2014, pagi hari,
Mama Bunda Ratih Damayanti

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Notes Template by Ipietoon Cute Blog Design