Selasa, 21 Februari 2017

UMBANG TIRTO



Berenang. Aktivitas olahraga ini selalu kutulis dalam kolom hobi, jika ada isian ini di biodata, dari sejak SD sampai dengan sekarang. Dari kecil, mungkin karena kebiasaan dalam keluarga, papah mamahku selalu mengajak kami, anak2nya untuk bertamasya berenang. Ya di Clereng, Ponggok, Baturaden, Tretes, Ancol, Kalibayem, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi hampir semua kami 8 bersaudara bersekolah di SMP 1 Jogja, yang pelajaran olahraganya adalah berenang, setiap Rabu, waktu itu di kolam renang Colombo. Jadi, kami keluarga yg pintar berenang, hehe..

Jaman sekarang, pilihan berenang hanya di Umbang Tirto, karena Colombo sekarang sudah gak ada. Maksudku, pilihan kolam renang yg masih dikuras, dan diganti air satu kali seminggu. Kolam renang kok dikuras? Njuk sopo sing ngosek? Wkwk.. Dulu waktu di Jakarta pernah diketawain petugas kolam renang di kompleks dekat rumah karena menanyakan hal itu. Aneh kali ya? Bagi orang yg bukan orang Jogja dan kenal dengan kolam renang Colombo dan Umbang Tirto.

Masih setia dengan kesederhanaannya, Umbang Tirto tetap memadai tapi menurutku, dan bersih, untuk ukuran HTM Rp.10.000. Setiap Minggu siang, kolam renang ditutup hingga Senin, untuk proses kuras, pembersihan, dan pengisian. Selasa baru buka kembali. Menurut petugas disana, Selasa dan Rabu masih kaporit-free, karena air baru saja diganti. Coba, hari gini dimana bisa dapat berenang kaporit-free harga segitu? Hehe.. That's why I love this legendary swimmingpool.. Kamis baru dikasih kaporit dengan kadar minimal. Jumat adalah hari khusus wanita. Disini biasanya mbak2 dan ibu2 jilbaban berenang dengan leluasa, dan juga ibu2 stw, dan ibu2 sedengan (kayak gue hihi) yg risih kalo berenang campur bapak2, berenang dengan riang gumbira. Nah, cerita seru dimulai dari sini..

Jumat 1,
Ada kelompok ibu2 stw bermarkas di pojokan kolam renang sebelah kanan yg kedalaman 3m. Para ibu ini biasanya datang jam 7, pulang jam 9, tapi tetap aja hitungan berenangnya sama ama aku yg cuman 30-45menit nyemplung kolam, hehe.. Banyak ngobrol dan becandanya, tapi seru buat dikupingin. Hari itu, salah seorang 'anggota' ada yg bawa arem2 bikinan sendiri 1 tas kresek. Ibu2 bergumbira, dan pesta arem2 di pinggir kolam dan didalam kolam (weleh2).. Pembahasan tentang arem2 ini sungguh seru. Dari mulai ukuran, sd cara pegangnya. Hihi, ibu2 kasepuhan, apa yg ada di pikiran kalian? Ketawanya kok sampe membahana sekolam renang, haha.. Bahkan di pinggir kolam ada ibu2 yg menunjukkan pada teman2nya baik yg dipinggir maupun dalam kolam, bagaimana cara yg baik memegang arem2.. Halagh! Haha..

Jumat 2,
Kali ini aku beralih ke pojokan sektor kiri, msh di kedalaman 3m. Memberanikan diri, hari ini aku ikut nimbrung ngobrol, sithik. Kelompok ibu2 stw seperti biasa, tapi ini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu heboh, kalem. Pembicaraan tentang obat kolesterol. Minum air rendaman jeruk nipis pagi hari sebelum minum dan makan apa2. Begitu bangun tidur, langsung seduh jeruk nipis yg sudah diiris2 beserta kulitnya, dalam gelas dengan air panas. Kemudian ditinggal sholat, baca Al-Quran. Hangat2 kuku langsung diminum. Nant bisa refill 2-3 kali dalam sehari. Ibu yg lain menanyakan, “Apa gak kecut bu, apa gak perih di lambung?” Ibu tadi menjawab, “Gak bu, tadinya saya juga takut, tapi karena kakak saya sudah mencoba dan gak papa, jadinya saya berani. Awal2 cuman 1 butir dulu bu, nanti kalo sudah biasa nambah. Saya sekarang sudah 3 butir tiap bikin. Alhamdulilah kolesterol dari 300 lebih (wow!) sekarang normal, dibawah 200. Klo gak suka kecutnya, boleh sambil nguntutin gula jawa. Gak boleh dicampur tapi ya buu, nanti khasiatnya hilang.” (Gue dalam hati: kok iso?). Ada satu ibu yg menimpali, “Kalo sy gak kuat paitnya bu, itu kan sama kulitnya kan? Sama suka kliyengan habis itu, karena saya punya darah rendah.” (Ternyata paitnya kulit jeruk nipis juga bisa menurunkan tekanan darah, baru tau). Saya ikutan menimpali, “Kasih madu bu, madu itu obat mujarab untuk tekanan darah rendah, soalnya saya dulu jg darah rendah.” Ibu narasumber kembali menimpali, “Boleh bu dg madu, tp tetep jgn dicampur ya..” (Hehe..)


Jumat 3,
Hari ini aku beralih beristirahat sejenak di kolam kedalaman 1m. Disini ada kelompok ibu2 stw juga yg sedang ngobrol. Setiap jumat juga kulihat, prediksi sih sama, berenang jam 7-9 dg intensitas ala kadarnya hehe.. Kali ini topiknya tentang klithih. Seru banget, berita2 koran diceritain semua plus bumbu2 segar sana sini dan komentar sana sini. Keprihatinan intinya. Tiba2 kok obrolan pindah ke masa lalu, tentang "gali" (preman dalam bahasa Jawa). Seorang ibu menunjuk teman lain yg ternyata kakaknya adalah seorang gali. Tapi gali sopan dan ganteng katanya. Walah, kok ada ya? Haha.. Katanya mereka sering main bersama. Temen yg lain nimpali,”Llha nek nggantheng kok gak mok pacari wae mbiyen bu?” Ucapan ini malah disamber ibu yg punya kakak gali tadi, “Lha sekarang suami dia itu kan malah gali-ne gali bu, haha..” Hwaduh, tak lanjut renang we, jebul kumpulan keluarga gali iki, hihi..

Jumat 4,
Kali ini tumben pojok kanan 3m ibu2 heboh gak keliatan. Mungkin karena gue-nya kesiangan hehe.. Tapi tetap saja ada 2 ibu sedang mengobrol. Kebetulan ibu yg berswimsuit pink-hitam dulu pernah ngobrol sedikit ama saya. Jadi senyum dikit dan ikut nimbrung. Ibu satunya ternyata lagi menanyakan, “Pakai apa wajahnya kok putih bersih cantik. Perawatan apa, katanya. Yang nanya ini kayak aku, ireng thuntheng, ra ayu, wkwk.. Setelah berbasa-basi, ah bisa aja bu, akhirnya terkuaklah rahasianya, “Saya pake masker beras bu, kalo nyuci beras itu, airnya saya simpan semalaman, yg air pertama. Bsk pagi saya pakai untuk cuci muka, setelah membersihkan muka dg susu pembersih dan face-toner. Trus endapannya dipake unt maskeran.” “Ooo, pantes ibu putih cantik begini. Kalo saya gak telaten bu, palingan beli masker bengkoang (sambil menyebutkan salah satu merk kosmetik tradisonal Indonesia), haha”, kata ibu thuntheng tadi. Waktunya sy menimpali, “Kalau ibu pink ini memang sudah cantik dan putih dari sononya bu..” Ibu yg kupuji pun tertawa renyah sambil menepuk bahu saya. Dalam hati, ini ibu thuntheng memang gak liat apa, leher, tangan si ibu pink ini memang sudah putih. Jadi memang sudah putih bersih dari sananya, hehe.. Tapi resepnya oke juga tuh, bisa dicoba, murmer dan gampang. Kali aja gue bisa agak putihan dikit juga, haha..


Selasa, 14 Februari 2017

TUMPENG AMONG-AMONG


Kata kakakku, mbak rita, paling tidak sekali dalam seumur hidup, seseorang itu harus dibancaki, jenenge gawe tumpeng among-among. Jadilah Di ultahku kemarin yang ke-46, mbak rita memberikan hadiah tumpeng ini. Makasih mbak rita.. Filosofi jawa pembuatan tumpeng ini adalah untuk keselamatan diri. Kalau kita sekarang ya ambil aja sisi baiknya, silaturahmi, makan bersama keluarga besar, begitcu... Berikut ini beberapa filosofi jawa tentang uborampe tumpeng ini, yang baik ya kita ambil manfaatnya. Hasil wawancaraku dengan mbak rita, hehe..

Cobek tanah liat,
Bagian paling bawah dari tumpeng ini adalah cobek dari tanah liat, maknanya adalah sebagai pengingat jika manusia itu berasal dari tanah.

Kalo,
Kalo ini adalah alat penyaring santan tradisional dari bambu, dengan saringan yang cukup rapat. Maknanya adalah untuk menyaring hal-hal yang kotor dalam hidup ini. Manusia hidup di dunia ini harus bisa memiih dan memilah mana yang baik diantara yang buruk

Daun pisang,
Daun pisang yang utuh diletakkan diatas kalo, maknanya melambangkan kebulatan tekad. Sedangkan sisa-sisa daun pisang, yg kecil-kecil, sisa sesetan, atau sisa merapikan pincuk, diletakkan/ditinggal dibawah kalo, diantara cobek tanah liat dan kalo. Artinya adalah setelah dilakukan filter (dengan kalo tadi), maka hal-hal yang buruk harus kita tinggalkan.

Gudangan 7 macam sayuran,
Sayuran yang dipilih jenisnya bebas, tapi harus ada 7 macam jenis sayur yang berbeda-beda. Kemarin mbak rita memilih 7 macam sayuran itu adalah: bayem, kangkung, mbayung (daun kacang panjang), kacang panjang, wortel, kecambah, dan kobis. Maknanya adalah bahwa dalam hidup ini kita akan menemui bermacam-macam peristiwa, baik sedih maupun senang. Hidup ini bermacam-macam warnanya, tapi ibarat gudangan yang saling berdampingan, maka seharusnya keanekaragaman hidup ini serasi berdampingan juga. Karena yang dibuatkan tumpeng sudah dewasa, maka sambel gudangannya agak pedas, yang maknanya adalah supaya kuat menghadapi masalah dalam hidup ini.

Telur 7 butir,
Jumlah telur yang 7 ini dalam bahasa jawa disebut pitu. Artinya pitulungan. Maknanya adalah, dalam menghadapi masalah hidup, kita selalu memohon pada Allah SWT agar diberikan pitulungan (pertolongan). Sedangkan makna dari telur yang tidak dikupas adalah pengingat bagi kita untuk selalu mengupas masalah dahulu, sabar, sebelum menemui putihnya telur, yang dimaksud sebagai menemui titik terang (putih) dalam menghadapi masalah.

Tumpeng putih,
Setelah masalah dikupas, maka dilakukan pengerucutan pembahasan masalah untuk mencari solusi, yang dilambangkan dengan kerucut tumpeng nasi putih. Makna dari nasi putih ini adalah supaya pemikiran kita tetap putih, bersih, sebelum menuju puncak tumpeng.

Bawang merah (brambang) dan lombok abang,
Disematkan bawang merah utuh yang bundar di ujung tumpeng, melambangkan agar kita dalam mencari solusi masalah melihat dari segala aspek, mempertimbangkan dari segala arah terlebih dahulu. Sudut pandang yang bulat dilambangkan oleh bulatnya bawang merah. Untuk kemudian menemukan solusi yang tepat, dilambangkan dengan lombok abang yang tunggal dan menjulang tinggi. Hal ini menandakan tercapainya satu tujuan yang tepat. Jika semua perlambang diatas dilaksanakan maknanya, maka diharapkan soluisi yang tepat itu akan menjadi penerangan bagi seluruh alam semesta (dilambangkan dengan lombok abang tadi).

Ingkung ayam kampung utuh,
Lauknya adalah ingkung ayam kampung utuh. Ini yang paling enak dari semua yang enak diatas hehe.. Maknanya manusia dalam menjalani hidup harus manekung. Arti kata manekung dalam bahas Indonesia kira-kira adalah tekun dan takwa.

Gereh pethek,
Ini tidak wajib ada sebenernya, tapi kalo ada maka akan melengkapi rasa, hihi.. Iki enak tenan, perpaduan yang pas dengan gudangan pedes, dan ingkung manis, trust me..

Duit tukon,
Berupa uang secukupnya dimasukkan dalam amplop putih kecil dan diletakkan dibawah daun pisang, antara kalo dan daun pisang. Maknanya adalah buat pengamong kita, jika memang makanan yang ada kurang, maka bisa beli sendiri. Rodo mistis jane ki, hehe.. Tapi ini juga kadang jadi inceran kita-kita. Semua tergantung rejekinya tapi. Kemarin karena kita semua lupa, maka yang nemu adalah prt kita. Yo rapopo mbak, wis rejekimu, hehe..



Semoga makna-makna tersebut berguna bagi kita generasi muda (ehem) untuk melestarikan budaya, memahami dan menerapkan filosofi yang baik itu. Aamiin.



Yogyakarta,
30 January 2017


Tumpeng among-among komplit

Penampakan duit tukonnya, hehe..

Senin, 13 Februari 2017

PINDAH SEKOLAH


Note ini kutulis untuk memenuhi janji pada seorang teman dan seorang saudara. Maaf lama, ha lali jee, hehe..

Awal Februari 2016, setelah pemikiran yg mendalam sekitar setahun lamanya, akhirnya anakku perempuan memutuskan untuk pindah sekolah ke Yogyakarta. Hari itu hari rabu, langsung ketelepon kakakku yg mukim di Jogja untuk mulai cari2 info sekolah disana, info awal sebelum nantinya sy dan anak wedok memutuskan untuk mencari sekolah on the spot di Jogja.

Karena bukan awal semester dan sudah kelas 2, ternyata gak gampang mencari info itu, ditambah lagi kakakku juga sedang sibuk mengurus pelatihan di Jogja. Alhasil, hari Senin kami bertiga (sy, anak wedok dan prt), memutuskan untuk berangkat ke Jogja by train. Jag ijug ijag ijug, hehe...

Selasa, perburuan pun dimulai. Kami bertiga, saya, kakak sy dan anak wedok, mulai mendatangi sekolahan satu persatu. Jadwal hari ini adalah sekolah swasta dekat rumah kakak sy di veteran. Tanggapan bagus, tinggal masuk, uang pangkal sekian, tidak masalah. Tapi melihat kondisi fisik sekolah yg kurang terawat, anak sy meminta melihat sekolah lain.

Kami pun mencoba mendatangi sekolah swasta nasional di kawasan jalan magelang. Sekolah bagus, gurunya welkam, uang pangkal masuk akal. Tidak ada masalah. Hati sudah senang dan berbunga2. Wah, akhirnya dapat sekolah neh, cepat juga hehe.. Tapi ternyata ketika bagian administrasi melihat rapor, kelas 11. “Maaf bu, sekolah SMA baru dibuka tahun ini, jadi kelas 11 belum ada, baru angkatan 1”, kata mbak admin. Aduh mbak, bukannya dari tadi, tiwas udah keliling2 sekolah segala, ealah, haha..

Jam sudah menunjukkan waktu makan siang, kami pun makan di sebuah restaurant di daerah jakal atas undangan kakak saya yg lainnya. Perburuan hari ini selesai, karena setelah ini kami harus mengantarkan kakak laki2 sy untuk kontrol tulang di RS Panti Rapih.

Rabu, anak wedok memutuskan untuk tetap mencoba mencari sekolah Negeri, meskipun informasi awal dari kakak (sebelum kami datang ke Jogja), adalah NEM tidak msk, karena memakai NEM luar kota (lebih tinggi 1 sd 2 point diatas NEM dalam kota). Maka kami pun mencoba sekolah Negeri diluar Kodya, yaitu di Bantul, yg masih relatif dekat dari veteran.

Pertama yg harus dilihat adalah NEM pada saat tahun masuk, yaitu 2014. Jika memenuhi syarat, kemudian baru dilihat apakah kursi tersedia. Ternyata keduanya bisa, maka anak wedok bisa msk ke sekolah ini. Tapi lagi2 mungkin sixth sense-nya berbicara, hehe.. Msh kurang sreg. “Coba lagi coba mah, sekolah Negeri di Jogja”, kata anak wedok. Okelah, siapa takut? Mamae sopo to.. :)

Kami pun meluncur ke 2 sekolah negeri di Kodya yg menurut perkiraan kami NEM masih masuk. Tentu saja sekolah2 favorite sudah tidak masuk daftar kami, untuk mempersingkat waktu pencarian. Sekolah pertama di daerah Ngupasan, NEM masuk tapi kursi sudah penuh. Sekolah kedua di daerah Jetis, NEM tidak masuk tapi kursi masih tersedia. Di sekolah kedua ini sungguh aduhai, karena permintaan kami untuk bertemu bagian kesiswaan tidak dikabulkan, dan hanya diterima pegawai TU, beliau dibalik meja resepsionis, dan kami berdiri. Hanya dijawab NEM tidak masuk, tidak bisa. Wis ngono thok, tanpa solusi, mengingat ini anak pengen sekolah looh, mau belajar looh, ealah..

Waktu makan siang tiba, kakak saya yg rumahnya Jakal bergabung dan kami makan di daerah jalan Jend Sudirman. Hujan deras. Setelah makan kami pun lanjut ke sekolah Negeri dekat situ. Kali ini kami berganti strategi, hanya mau ketemu Kepsek. Tapi yg ini lebih aduhai lagi. Kami diterima Kabag Kesiswaan, sedangkan Kepsek tetap di ruang kacanya (kelihatan). NEM tidak msk meski kursi ada. Bahkan Bapak ini berkata, meski anak Presiden kalo memang NEM tidak masuk, ya gak bisa. Kalo sampai ada sekolah Negeri di Jogja yg bisa menerima (kelak), sy angkat jempol tinggi2. Wehlah, rodo2 iki.. Tapi kemudian melunak ketika tau kakak sy yg Jakal itu, anakny dulu alumni dan menyumbang banyak piala untuk sekolah dalam lomba pidato Bahasa Inggris. Hanya jika ada rekomendasi Diknas. Wah, tantangan baru neh..

Waktu msh sempat neh, kami beranjak ke SMA Islam swasta di kawasan Maguwoharjo. Parkir depan gak bisa, padahal tamu kita neh, mau menambah pundi2 uang mereka kalo diterima, ya kan? Hehe.. Akhirnya kita parkir di belakang, padahal masih hujan, berbasah2an dan mlipir2. Akhirnya diterima ibu2 di ruang TU. Kursi sudah penuh katanya, padahal sebelumnya ada info dari temen yg anaknya sekolah disini kalo ada yg pindah. Kami terus mencoba beberapa jurus rayuan, sampai akhirnya si Ibu bersabda, “Bahkan jika pak A sebagai pendiri sekolah ini yg menitipkan orang, jika tidak ada kursi ya tetap kami tolak bu..” Oalah, galake, wkwk.. Yowis rapopo, durung rejekine.

Lanjut dari situ waktu sudah sore, kami berspekulasi mendatangi sekolah terakhir, SMA Negeri di jalan Magelang. SMA-nya kakak sy yg nomer 2. Kami langsung bertanya pada pak Satpam dimana ruang Kepala Sekolah, dan tanpa diduga malah langsung diantarkan ke ruang Kepsek dan Wakepsek. Dan kemudian diterima langsung oleh Ibu Kepsek. Orangnya ramah dan sangat membantu kami, mengerti kesulitan kami. Setelah tahu bahwa pindahan dari luar kota dan melihat NEM serta rapor anak sy, maka Beliau memberikan informasi untuk  besok pagi ke Diknas Yogya, bertemu langsung dg Kepala Diknas Menengah. Pesan Beliau untuk datang jam 7 pagi dan langsung bertemu dengan Ibu Kepala Bagian, jangan dengan anak buahnya, karena supaya tepat solusinya. Alhamdulillah, secercah harapan telah terbersit, dengan informasi dan keramahan beliau, hilang sudah capek fisik dan capek hati tadi, hehe..

Karena waktu telah beranjak maghrib, maka kami pun mengakhiri perjalanan hari itu dengan mengunjungi Ibu Mertua di sekitar jalan magelang juga. Memohon restu dan doa, agar esok hari urusan lancar dan cucunda tercinta bisa segera mendapatkan sekolahan.

Kamis, kami pun (saya dan kakak sy) berangkat pagi-pagi sekali ke Diknas Yogya di jalan Hayam Wuruk. Kami berdandan rapi, berbaju batik, bersepatu pantofel, dan meneneteng map. Agak was2 karena jam telah menunjukkan pk.07.15 ketika kami sampai disana. Ternyata ada apel pagi. Wah, Ibu Kepala yang kami tunggu belum datang. Dalam hati kok tumben ya? Sudah jam segini, jangan2 Beliau tidak masuk. Setiap ada orang yang menanyakan keperluannya apa, sy hanya menjawab ingin bertemu Ibu Kepala, sy dari Jakarta. Sesuai arahan kemarin. Alhasil kamipun diminta menunggu di ruang tunggu khusus Ibu Kepala, mungkin dikira kami dari Diknas Jakarta, hehe..

15 menit setelah apel selesai, baru Ibu Kepala datang. Menanyakan dengan ramah keperluan kami. Alhamdulillah Beliau sangat kooperatif dan mengerti kesulitan kami. Segera Beliau meminta anak buahnya menyiapkan data NEM seluruh SMAN di Yogya pada tahun anak sy seharusnya masuk kelas 1. Setelah dilihat, ternyata anak sy bisa masuk di 4 buah sekolah SMAN dengan NEM dalam kota. Beliau merekomendasikan kami untuk memakai NEM dalam kota dengan melihat fakta bahwa kami berdomisili di Yogya. Nantinya harus dibuktikan dengan surat domisili sementara dari RT/RW untuk anak sy. Kemudian Beliau menyarankan kami untuk mendatangi masing2 sekolah tersebut untuk menanyakan ketersediaan kursi.

3 dari 4 buah sekolah rekomendasi tadi kemarin sudah kami datangi. Jadi tinggal 1 sekolah lagi, di daerah Mantrijeron. Maka kami pun tak menyia2kan waktu dan beranjak kesana. Sebelumnya kami pulang dahulu ke Veteran, untuk menjemput anak sy. Setelah sampai di sekolah yang kami tuju, kamipun langsung menemui guru jaga untuk meminta ijin bertemu Kepsek. Setelah guru jaga menelepon ke dalam dan mendapat konfirmasi bahwa Pak Kepsek ada, kamipun diantar ke ruang TU. Tak berapa lama keluarlah Bapak2 yang mengenalkan diri sebagai Kabag Kesiswaan. Weh, Pak Kepseknya tidak berkenan menemui kami, yasutralah..

Kami pun langsung mengutarakan maksud kedatangan, termasuk rekomendasi dari DiknasJogja. Kami juga menanyakan ketersediaan kursi. Bapak ini menjawab bahwa kursi masih banyak. Kami pun lega. Tapi ketika melihat ijazah, NEM dan rapor, Beliau langsung bertanya apakah anak sy dari SMA swasta di Jakarta? Tentu saja sy iyakan. Dan langsung saja Beliau berkata,”Kalau begitu gak bisa bu”. “Lha kenapa pak? Kmrn kami sudah konsul dengan Ibu Kepala Bagian Menengah di Diknas Jogja boleh tuh pak?”, jawab sy. Eh, dengan entengnya si Bapak menjawab, “Ya gak tau saya, itu mungkin aturan di Diknas, kalo disini gak bisa. Ha nanti kalo dari swasta diperbolehkan masuk negeri, semua orang berbondong-bondong masuk kesini”. “Ya enggak berbondong2 to pak, ini anak sy aja kok”, jawab sy. “Ya pokoknya gak bisa, pindahan swasta ya masuknya swasta. Kalo sampai ada sekolah Negeri yang bisa menerima putri panjenengan, sy acungin jempol”, begitu kata Beliau. Hadeh, agak gondok sebenernya, menurutku kok gak masuk akal ya? Diknas memperbolehkan, sekolah lokalnya malah yg enggak. Tapi yo gandeng butuh, kami diam aja, buru2 bilang terimakasih dan pamit. Selak wegah weruh Bapake hehe..

Harapan terakhir, kami pun melaju ke SMA Negeri di jalan Magelang, yg kemarin menyarankan kami untuk ke Diknas. Karena ternyata termasuk dalam 4 sekolah rekomen Diknas, dan kmrn kami telah mendapatkan informasi kursi tersedia jika NEM dalam kota. Setelah terlebih dahulu makan siang di warung soto, kami pun sampai di sekolah tersebut dan langsung ditemui oleh Ibu Kepsek. Beliau pun menanyakan solusi yg diberikan oleh Diknas. Setelah kami informasikan bhw anak sy bisa memakai NEM dalam kota dg surat domisili sementara, Beliau pun mempertanyakan kenapa Diknas tidak menelepon ke Beliau. Kebetulan kemarin ibu Kabag Menengah di Diknas juga sudah menyarankan pada kami, jika sekolah yg mempunyai kursi sudah ketemu, maka dipersilahkan untuk menghubungi Beliau.

Kami pun menyampaikan info tersebut, dan kemudian Ibu Kepsek mohon ijin sebentar untuk menelepon Diknas. Kami bertiga H2C diluar, plus komat-kamit berdoa. Semoga kali ini anak sy dapat sekolah, aamiin.. Tak berapa lama Ibu Kepsek pun menemui kami dan mengabarkan bahwa benar telah ada rekomendasi Diknas. Alhamdulillah, sungguh tak terkira senangnya kami saat itu. Tidak sia2 perjuangan kami 3 hari ini kesana kemari dengan menemui berbagai macam arogansi sekolah. Beliau langsung memerintahkan Bagian Kesiswaan unt membuat surat keterangan diterima, dan kelengkapan lainnya menyusul. Kamipun akhirnya ditemui Bapak Kabag Kesiswaan, dan Ibu Kepsek kembali masuk ke ruangannya, setelah sebelumnya memperkenalkan dan mempersilahkan proses selanjutnya. Sungguh kami merasa dimanusiakan. Begini lah seharusnya unggah ungguh Jawa dalam menerima tamu yg benar, dengan mengesampingkan apakah kami diterima atau tidak.

Jumat, dengan berbekal surat penerimaan kemarin, sy pun kembali ke Jakarta untuk mengurus surat pindah dari sekolah lama. Kali ini dengan senyum mengembang di wajah. Sungguh, total 3 hari perburuan yg melelahkan.. :)

Dengan Ibu Mertua

Sabtu, 11 Februari 2017

SITUS WARUNGBOTO


Namanya pak Gono. Beliau adalah bapak2 penjual angkringan di dekat pintu masuk situs warungboto. Orangnya ramah, dan banyak cerita. Dari beliau mengalirlah banyak cerita situs ini, yang tidak bakalan bisa kita temui melalui browsing internet.

Obrolan dimulai dari cerita masa kecil beliau, yang saat itu masih bisa berenang di situs itu. Nama ngetop situs warungboto oleh penduduk sekitar (termasuk saya and mbakyu2 and kamas2ku) adalah Tuk Umbul. Tuk dalam bahasa jawa artinya mata air, sedangkan Umbul juga berarti sama. Pengulangan kata, hiperbola, hehe.. Makanya daerah tempat situs ini juga dinamakan kecamatan Umbulharjo, yang artinya mata air yg memakmurkan.

Ceritapun bergulir ke saya. Waktu saya kecil, Tuk Umbul ini sudah hampir asat (kering, tidak ada airnya). Meski begitu, saya kecil masih sempet keceh (main air) disini, tapi sudah tidak bisa berenang. Berjalannya waktu, modernisasi dan bermunculannya sumur2 bor, Tuk ini mulai ditinggalkan. Lumut mulai bermunculan disana-sini, dan terkesan singup (angker). Itu terjadi sekitar tahun 80an. Konon ternyata, menurut pak Gono, ada yang bunuh diri di Tuk ini. Sekitaran tahunnya sama di tahun seingat saya Tuk ini mulai singup. Menurut cerita pak Gono, ada seorang pemuda lari dari dalam kampung warungboto langsung menyeberang jalan dan terjun ke dalam Tuk. Cerita ini baru kudengar sekarang. Serem ya? Hii.. Untung udah selesai explore-nya, hehe..

Pak Gono dengan semangat melanjutkan (lihat foto beliau dengan gaya nuding2), menanggapi pertanyaan saya tentang kenapa pintu depan belum dibuka, sehingga kita harus turun di gapuro selatan situs, mlipir utara dan lewat belakang. Konon kata pak gono, renovasi memang belum sepenuhnya selesai. Masih ada tanah 350m2 didepan, dan sekitar 150m2 di belakang, yang masih belum bebas. Lagi2 pak Gono mempertanyakan, kenapa ya mbak, tanah dengan benda purbakala gini kok bisa penduduk itu punya sertifikat hak milik? Karena gak punya jawaban, sy hanya mesem, manggut2, dan nyeruput teh manis anget plus nyomot pisgor dinginnya.

Menurut beliau, di belakang situs itu (yang saya tau adalah langsung berbatasan dengan kali gajahwong), masih ada peninggalan bersejarah, yaitu berupa patung ular dan patung manuk beri. Haini, menarik..! Luas antara situs dan kali itulah yg masih dikuasai penduduk yg bersertifikat shm dgn luas 150m2. Sayang ya jika tidak dilestarikan? Moga2 patung itu msh ada sd sekarang. Menurut pak Gono sih masih, tapi sayang sy ternyata tidak berkesempatan melihat dengan mata kepala saya sendiri ke arah sungai, karena harus buru2 pulang naik motor, keburu hujan bok (jarak antara situs dg rumah kakak yg sy ngengeri hanya 950m saja, miturut mbah gugel mep, hehe)..

Yang masih menjadi misteri bagi sy adalah keberadaan makam, yg kata mas2 parkiran ada di sebelah kiri situs. Sy gak nemu jee.. Plus jika ada, itu makam siapa? Mungkin next, harusnya ada next ya, wong deket rumah ini, hehe, sy harus explore situs ini lagi. Tapi konon kata mbak Rita, kakak sy, makam itu adalah makam abdi dalem yg ditugaskan menunggu petirahan ini. Spt diketahui, situs ini dahulunya adalah tempat peristirahatan (pesanggrahan) Sultan HB II. Masih lanjut pertanyaan sy sebenernya, kenapa harus dibangun disini? Sedangkan sudah ada Tamansari? Dan lagi letak warungboto ini (dahulu bernama pesanggrahan rejowinangun) cukup jauh dari istana, malah sudah hampir mencapai daerah Bantul. Apa mungkin saat Sultan jalan-jalan berkuda, membutuhkan tempat peristirahatan kemudian? Angan2ku menjadi melayang2, hehe..

Monggo yg mau menikmati situs ini, semoga informasi ringan diatas cukup bermanfaat. Sukur2 bisa kontribusi melengkapi cerita sy diatas tadi hehe.. Btw, situs ini memang belum dibuka resmi, sehingga masuk masih gratis, paling hanya bayar parkir 3000 yg dikelola penduduk setempat.

Masukan sy untuk pengunjung, mohon hormati situs peninggalan bersejarah ini. Minimal, jangan foto berdiri diatas Tuk, bahkan ngangkangi Tuk. Mata air adalah sumber kehidupan. Tak pantas rasanya apabila kita “nranyak” terhadap sumber kehidupan tsb.

Masukan untuk dinas kepurbakalaan. Mohon dapat dilengkapi cerita awal tentang situs ini di pintu masuk. Sejarah asal muasalnya situs. Perbanyak rambu2 dan tanda larangan untuk melestarikan budaya.

Cerita lucu dari kunjungan kemarin, ada sekelompok muda-mudi trendi poti2 di situs. Mereka berlima atau enam. Setelah selesai dgn santainya salah seorang pemuda nyeletuk, sebenernya tempat apa to ini..? Hadeh, pemuda harapan bangsaaa, sampeyan kan bisa browsing2 dulu sblm mengunjungi salah satu tempat hits di Jogja, yg mungkin kamu liat fotonya di IG? Jangan cuman browsing berita ra mutu selebgram aja looh.. Karena mesakke, ya tak terangin kepada mereka situs apa itu, plus keterangan bahwa sy tau karena penduduk dekat situ. Lha kok malah temen pemuda itu ganti nanya dengan muka tengilnya, ibu guide ya? Bukaann, dgn muka datar kujawab. Untung aku wis sweet-forty le, wis rodo wise saiki, nek jik podo umure, wis tak jotos sampeyan, wkwk..

So, selamat menikmati keindahan Jogja ya gais.. :)

Ref:
http://kamuslengkap.com/kamus/jawa-indonesia/arti-kata/umbul https://suharjono.wordpress.com/tag/harjo/ http://yogyakarta.panduanwisata.id/wisata-sejarah-2/situs-warungboto-jadi-keren-lho-yakin-nggak-mau-kesini/


Jumat, 10 Februari 2017

MINDSET (2017)

Pernah satu waktu, seorang temannya teman memposting status dan gambar tentang gak benernya orang memposting foto makanan. Intinya bahwa, orang yang gemar memposting foto makanan itu tidak mempunyai hati, rasa empati, terhadap orang-orang yang makannya sederhana. Status tersebut disertai gambar makanan sederhana tersebut beserta harganya dan profesi orang yang memakannya.

Aku rodo tersindir jee, hehe..

Tapi sekali lagi itu balik ke masalah MINDSET. Si ibu yang memposting status tersebut saya akui memang tidak pernah memposting foto makanan. Tapi gemar memposting foto diri dengan tattoo nya, baju sedikit terbuka dan terkadang kepulan asap rokoknya terlihat. Bagaimana kalau pola pikir ibu saya pakai? Menurut saya, ibu juga tidak mempunyai hati dan empati, terhadap orang-orang yang tidak punya tattoo, tidak bisa berpose sexi, dan tidak merokok atau bahkan alergi terhadap asap rokok. Piye nek mekaten bu? Hehe..

Itu yg namanya MINDSET. Pola pikir saya sederhana kok. Mungkin dengan postingan saya tentang makanan, saya bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama teman saya yg juga doyan makan? Atau mungkin saya bisa memberikan rekomendasi mana-mana saja tempat makan yang enak atau perlu dikunjungi? Tapi terkadang juga hanya iseng aja, karena tampilan makanan kok bagus, komposisi warna bagus, atau makanan sederhana tapi sudah jarang ditemui, begitu saja. Hobby gitu lah. Bisa dikatakan begitu. Seperti orang yang hobi moto kucing, anjing, bunga, kupu-kupu, dlsb. Seperti juga ibu iseng foto rung adus, nganggo daster, sambil ngopi ro ngerokok.

Jadi, semoga kita bisa selalu belajar berpikir positip. Misalnya, contoh sederhana, di jalan disalip motor mak seleyor terkesan ugal-ugalan dan ngebut. Rasah esmosa, njuk dikejar, melu ngebut, po misuh2, po ngelakson2 ra karuan. Positive thinking aja, mungkin dia buru2, selak pengen tekan omah, karena kebelet ik-ok, qeqeqe..

Suwun.




Yogyakarta,
Jumat, 10 February 2017


WANG-SINAWANG

Pernah pada saat aku masih kerja, salah satu saudaraku (yang ibu rumah tangga full selama lebih dari 25th) berkata, “Enak ya, wanita bekerja itu, bisa keluar rumah tiap hari, dandan bagus, cantik, wangi, haha hihi ama temen-temennya.” – Dan aku hanya terdiam meringis.

Kenapa aku hanya terdiam dan meringis? Yang pertama, karena yang berkata itu adalah saudara yang lebih tua dariku. Ra wani njawab, ndak kualat, dadi jambu mete, hehe.. Yang kedua, aku teringat kata-kata ibuku, bahwa wong urip iku WANG-SINAWANG, sing ketok kepenak durung tentu kepenak tenan, sing ketok ra kepenak durung tentu ra kepenak tenan.

Tahukah saudaraku, apa yang kurasa sebenarnya pada saat itu?

Ingin aku berkata, Aku juga sebenarnya pengen di rumah saja, daripada pagi-pagi harus menempuh kemacetan 1-1.5jam, dan akhir-akhir ini 2.5-3jam. Aku juga sebenernya pengen bisa arisan, kumpul ama teman di hari kerja, tanpa khawatir telepon panggilan dari kantor atau boss, njuk buru-buru balik kantor sambil deg-degan, takut dimarahi. Aku juga sebenernya pengen dasteran, kathok cendakan saja, dan tidak wangi sebentar, tidak harus buru-buru mandi di pagi hari. Aku juga sebenarnya pengen bisa punya waktu lebih untuk anakku, bercerita, menemani tidur siang, membantu mengerjakan peernya, dan banyak lagi. Aku juga sebenarnya pengen bisa ikut senam, yoga, pengajian ibu2, dan masih banyak lagi yang dilakukan pagi hari selain rutinitas ke kantor. Aku juga sebenarnya pengen bisa punya waktu lebih untuk memasak, mencoba resep baru, membikin kue, dan masih banyak lagi hal2 yang bisa kulakukan di dapur. Aku juga sebenarnya pengen bisa punya banyak waktu lebih untuk mengatur rumah, bersih-bersih, membeli pernak-pernik, mempercantik rumah, dlsb..

Mungkin saudaraku itu tidak tahu dibalik ceria dan kerapihan dan kewangian baju-baju kantorku itu, Saat aku dimarahi atasan. Saat aku dikejar deadline. Saat aku harus bertanggung jawab atas masalah personal dan kantor dari anak buahku. Saat aku harus membagi pikiran masalah kantor dan rumah. Saat aku harus memisahkan perasaan personal untuk bisa tetap fokus bekerja di kantor. Saat aku kepikiran pekerjaan jika di rumah, dan tak nyenyak tidur. Saat aku berselisih paham dengan sesama rekan kerja. Saat aku terancam jiwa ketika harus menegakkan kebenaran di kantor. Saat aku harus pasrah kepada Allah akan keselamatan perjalanan dinasku. Saat aku harus membagi pikiran dan tenaga di kala orangtuaku atau anakku sakit.

Tapi tak satu kata pun terucap dari bibirku pada saat itu..

Teringat salah satu cerita ibuku, Ketika suatu siang yang terik, di saat berhenti pada traffic light, seorang pengendara motor melihat ke sebelahnya, pria berdasi di dalam mobil mercy. Dalam pikirannya, enaknya di dalam mobil, ber-ac, adem, disopirin. Gak kayak gue, kepanasan, kena debu, asap knalpot, kasian banget deh gue.. Tapi sebenarnya, pria berdasi itu juga sedikit melirik ke pengendara bermotor itu dan berkata dalam hati, enaknya naik motor, bisa nyelap-nyelip kesana-kesini, gak kena macet berjam-jam bikin bete kayak gue. So..? Enak mana menurut anda? Pengendara motor atau pria berdasi dalam mercy? Itulah gambaran sederhana dari WANG SINAWANG itu.

Sekarang aku sudah pensiun, dan menjadi ibu rumah tangga full time. Berbekal kata WANG SINAWANG tadi, aku mencoba menikmati current time ku kini. Saat jadi karyawati ya harus dinikmati. Saat jadi ibu rumah tangga ya juga harus dinikmati. Untuk apa karyawati iri hati pada ibu rumah tangga? Untuk apa ibu rumah tangga iri hati pada karyawati? Tapi, Tak perlu juga menjadi karyawati itu berbangga hati. Tak perlu juga menjadi ibu rumah tangga itu berbangga hati. Kabeh kui mung WANG SINAWANG…


Yogyakarta, 3 Desember 2016
Renungan/catatan/uneg2 setelah hampir setahun pensiun dini 

Coz we are friends. No matter who i am, or where i am..

Rabu, 08 Februari 2017

NYEKAR IBU

Ada yg bilang, berdoa bisa dimana saja dan kapan saja.
Aku tahu itu.
Tapi kali ini aku ingin berdoa disini, saat ini.
Menyentuh pusaramu.
Bercakap denganmu, tak hanya berdoa.
Meski hanya berkata, "Ibu, aku kangen"

Ada yg bilang, yang sudah tiada tak bisa mendoakan kita.
Aku tahu itu.
Tapi kali ini aku ingin sejenak melepas penat duniaku ibu,
berkeluh kesah padamu, dan meminta restumu.

Ada yg bilang, tak bawa bunga tak apa.
Aku tahu itu.
Tapi kali ini aku ingin memaknai nyekar dg sesungguhnya.
Membawa sekar.
Sekar itu bunga.

Ada yg bilang, kalau sudah berpulang ya sudah putus amalanmu.
Aku tahu itu.
Tapi kali ini aku ingin merawat pusaramu.
Mempercantiknya, membersihkannya, merapihkannya.
Berbakti padamu krn kumerasa belum cukup dahulu.


Yogya, 22nov16

Airmata membasahi pipi


Senin, 06 Februari 2017

KENANGAN BERSAMA ALMARHUM AYAH (2016)

Almarhum Ayahku adalah orang yang tegas dan berwibawa, seperti orang tua jaman dahulu pada umumnya. Meskipun begitu, di dalam hatinya, Beliau adalah orang yang sangat sayang kepada keluarga, terutama anak-anaknya.

Waktu dulu aku masih kecil, setiap sakit, sesibuk-sibuknya Beliau, pulang kantor pasti menyempatkan diri memegang dahiku. Mengecek, panas atau tidak. Tak lupa membawakan apapun permintaanku karena biasanya setiap aku sakit karena menginginkan sesuatu. Entah itu boneka, buku, sepatu, atau perhiasan. Percaya atau tidak, setelah dibelikan permintaanku, maka aku akan sembuh. Ada cerita lucu tentang itu. Suatu saat aku ditanya oleh Beliau, “Kamu sakit memangnya kepingin apa nduk?”. Kujawab bahwa aku menginginkan gelang kaki emas. Dan pulang kantor Beliau membawakan gelang kaki emas besar, dan seperti biasa aku langsung sembuh. Tapi 3 hari kemudian aku sakit lagi, ketika tahu bahwa itu bukan gelang emas karena perlahan berubah biru dan luntur di kaki. Geli rasanya kalau ingat cerita itu lagi.

Ketegasan Beliau terlihat saat aku mulai beranjak dewasa. Waktu itu, usia dianggap dewasa adalah ketika berumur 17 tahun. Tepat sehari setelah perayaan ulang tahun ke-17 ku, Beliau mengajak ke RT, RW dan Kelurahan untuk mengurus KTP. Tapi Beliau hanya sebatas mengantar dan tidak ikut masuk. Kata Beliau waktu itu, aku ‘harus’ belajar mandiri. Satu hal penting yang banyak orang tua lupa (apalagi masa sekarang ini) untuk mengajarkan kepada anak-anaknya: kemandirian.

Kewibawaan Beliau yang paling aku kagumi tercermin dalam prinsip Beliau untuk selalu berada pada koridor aturan. Ada cerita menarik terkait prinsip Beliau itu, adalah saat aku mengurus SIM C pertama kali. Beliau samasekali tidak menganjurkan untuk memakai biro jasa. Aku harus lulus sesuai aturan baik itu teori maupun praktek dengan usahaku sendiri. Dibelikannya aku buku-buku tentang rambu-rambu dan aturan berlalulintas, dan akhirnya aku lulus teori. Sedangkan praktek? Jangan ditanya, aku tidak lulus! Tapi meskipun begitu masih ada kesempatan ke-2. Dengan telaten, sepulang dari Samsat, Beliau mengajariku di halaman kantornya dengan memakai kapur dan botol-botol di aspal. Dan untuk ujian praktek ke-2, aku akhirnya lulus.

Ketelatenan Beliau tentu saja merupakan cerminan kasih sayang kepada anak-anaknya. Seperti juga ketika setahun kemudian tiba waktuku untuk belajar mengemudi. Setelah selesai belajar mengemudi resmi di lembaga kursus setir mobil ternama di Yogyakarta, Beliau dengan telaten setiap jam 5 pagi menyuruhku sendiri menyetir mobil untuk membeli gudeg yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari rumah. Perlahan-lahan pintu gerbang pagar depan dibuka dan ditandai dengan botol oleh Beliau. Lama kelamaan jika dirasa oleh Beliau aku sudah mahir, maka pintu gerbang pagar itu akan ditutup separuh. Begitu sayang dan telatennya Beliau kepadaku.

Bahkan ketika jatuh pada pilihan suami yang tidak sepenuhnya disetujui oleh Ibuku, Beliau tidak marah. Beliau hanya bertanya menegaskan kepadaku bahwa si A ini adalah lulusan Fakultas Anu, kerjanya nanti menjadi Anu, apakah aku sudah siap? Ketika aku menangguk tegas, Beliau tidak bertanya lagi. Tanggung jawab, salah satu hal penting lagi yang diajarkannya.

Itulah Ayahku. Meski sebagian besar orang menilai Beliau galak dan kaku, tapi bagiku Beliau adalah orang yang hebat. Berprinsip, berwibawa, penuh kasih sayang dan mengajarkan banyak hal kepadaku.

Yogyakarta, 25 September 2016.
(Memperingati 8 tahun kepergian papah, 25 September 2008)...


KENANGAN BERSAMA OMA (2011)

TK, Nyusul oma ke Jakarta (pertama kali naik pesawat), yg baru ikut PON. Kedinginan krn pake tanktop & celana pendek doang, hehe.. Oma bangga skali ketika aku menang juara 1 lomba modeshow. SD, Sering djemput tiba2 di skul krn kita semwa hrs ikut opa dinas kemana2 (hampir di seluruh Pulau Jawa). Sering nyusul oma ke kantor opa (lagi terima catering disana), jalan kaki dari bausasran (tempat Bu suwal). Balado udang petenya gak ada duanya, maknyus! Paling suka ikut oma latihan panahan di colombo krn ada tmen oma yg suka bawa setup jambu 1jar gede. Pertama kali kemah kelas 5SD, dijenguk oma, aku nangis trus digendong (dih, malu2in banged, wkwk)..
SMP, Setiap pulang skul oma selalu setia menunggu untuk setel video kungfu seri (misal, sin tiau eng hong). Tanpa ganti baju, disuruh ambil piring trus mkn di depan tv sambil nonton. Pertama kali mens pas di Jakarta, baru antar oma ke Tabang, hampir semaput. Pulang dari Tabang ke Slipi (msh ada rumah disana). SMA, Mulai sekamar ama oma. Beliau bangga ketika aku bisa masuk 3bhe. Meski beliau awalnya menyarankan masuk teladan, tp kemudian malah maklum & ketawa ketika aku memilih 3bhe hanya gara2 sekolahe penak, akeh wit-e gede2, ngisore enak nggo ngobrol.. Sering belajar sampai pagi sambil dengerin radio di kamar. Untung oma ngebolehin & beliau tetep bisa sare. Mulai kenal cowo, mulai ngerepotin oma (was2 mungkin). Kalo inget sekarang suka kasihan ama oma, selalu aku repotin dg pilihan cowo yg gak jelas, hehe.. Setiap pulang skul selalu dtungguin makan di meja makan. Krn sambil makan aku akan cerita banyak hal di skul. Sampai oma bilang ke maswal, “Ya gini ini wal, tiap hari denger radio bunyi, haha..” KULIAH, Masuk jurusan akuntansi krn kasihan ama oma (opa sdh pensiun). Katanya kalo masuk akuntansi kan enak bukunya tinggal nglungsur gak usah beli, qeqe.. Mulai sering anter oma arisan. Drpd pulang-balik mending nungguin skalian makan enak, hehe.. (Jadi akrab dg temen2 arisan oma sd sekarang). Selalu antar oma senam taichi. Lagi2 drpd nunggu mending ikut senam, sampe ama suhunya diajarin 24jurus, khusus! Pernah handle catering 1000org krn opa lagi masuk rs & oma sakit bisul karawang di rumah. Mampus stressnya! Gak lagi2 deeh, haha.. Pas oma udh baikan, aku antar tengok opa, dan mereka nangis berpelukan. Kata oma, “Maaf gak bisa ngopenin opa di rs karena oma sendiri sakit..” So sweet! KERJA/MARRIED, Baju2 kerja pertama masuk kerja dijahit sendiri ama oma. Wkt pertama lairan tio, tiap hari di yk seilama 40hr dbkinin jamu kencur & sisanya diborehkan ke sekujur tubuh, blejet wudo diborehkan langsung sama oma sendiri sehabis mandi! Ibuku yg hebat.. Setiap aku melahirkan, pasti malah oma yg stress. Mules & berdoa tak henti2. Wkt di rs p.rapih (tio) malah oma berdoa di goa maria. Selalu memikirkan kepentingan cucu2nya. Makannya terutama. Sealul khawatir kalo aku gak py pembantu (wkt anak2 masih kecil). Selalu tahu kalo anak2nya py masalah keluarga. Ingin selalu membantu. Pernah aku bilang, “Akh itu kan hy perasaan oma aja.”. And oma bilang, “Ya perasaan ibu, pasti tahu kalo anak2nya punya masalah. Drpd memberatkan pikiran beliau (karena sdh mulai sering keluar muask rs), aku cerita kulit2ny saja. Yg penting beliau msh merasa dibutuhkan. Ibuku.. Yg selalu ingin membantu. Ibuku.. I miss u a lot.. Jakarta, 14 Sept 2011 HAPPY B'DAY MOM..

SURAT BUAT ANAKKU LANANG (2014)

Surat buat anakku lanang, Mochammad Tio Gisto Buwono

Dear Mas Tio,

Hati mama membuncah bahagia tak terkira disamping tak percaya (tadinya, hehe), ketika mendengar berita Mas Tio diterima di ITB. Terpilih diantara jutaan pendaftar bukanlah hal yang mudah, tapi Mas Tio telah membuktikan bahwa Mas Tio mampu dan tangguh dalam persaingan. Selamat!

Sore harinya, ketika bersujud dalam syukur setelah sholat maghrib di rumah, air mata mama meleleh membasahi pipi. Terselip rasa haru, karena Mas Tio mama yang kecil dulu, kini telah tumbuh dewasa, sudah mahasiswa! Terbayang kembali potongan-potongan gambar flashback, menambah keharuan mama.

Saat mama mengandungmu adalah saat yg berat, mungkin karena anak pertama ya? Dan mama waktu itu kurus bgt, masih 40kg, jadi belum terlalu kuat. 4 bulan pertama mama mual dan muntah-muntah terus, padahal mama masih tetep kerja. Bahkan pernah dulu pas masih membonceng motor papa tiba-tiba pusing hebat hampir pingsan. Langsung mama minta papa untuk menepi dan mama tiduran di bangku bakso yg ada di emperan toko, di daerah kebayoran lama kalo gak salah (karena dulu kita sewa rumah di daerah radio dalam).

Akan tetapi kelahiranmu, Alhamdulillah bukan proses yg sulit. Mama masuk RS jam 15.30, jam18.30 kamu sdh lahir, ekspress kalo kata dokternya sih, hehe.. Mama ingat waktu kamu lahir, dokter menggulung tali plasentamu yg panjang dan berkata, “Wah, kalo panjang gini, saudaranya byk entar”. Waktu itu mama tdk tahu apa maksud pak dokter, tapi ketika kamu balita terlihat, bahwa yg dimaksud byk saudara bisa jg byk teman, karena setiap kita pergi makan ke resto cepat saji yg ada arena bermainnya, dengan cepat kamu akan mendapatkan byk teman bermain.

Umur 3tahun, ketika saatnya kamu masuk playgroup, mama masukkan ke BKB, krn saat itu hanya ada itu di dekat kompleks kita, masuk tiap hari rabu (seminggu sekali), pake baju kaos setelan ungu, dan bayar hanya Rp.3.000,- per bulan! Ehehe.. Mama msh di rumah waktu itu, krn hbs melahirkan Adek, masih memakai kain panjang (jarik, adat jawa) sbg ganti celana pendek atau rok, selama 40 hari. Secara unik, MasTio mengekspresikan kecemburuan atas kelahiran Adek, tidak dengan cara nakal, akan tetapi minta dimandiin Mama (padahal biasanya ama embak) dan gak mau maen ke rumah teman (biasanya ngedon di rumah devan, hehe) nguplek aja di kamar mama. Jadi deh, bisa dibayangin, mama dengan msh berbalut kain panjang tiap hari hrs mandiin Mas Tio (berdiri dan jongkok-jongkok gitu), 2x sehari. Repot bok.. :D..

Masuk TK, ada hal lucu yang kamu lakukan yg tidak biasa dilakukan oleh anak seumurmu. Suatu hari, ketika mama ada di rumah, sd jam 11 kamu belum pulang, padahal sekolah selesai jam 10 pagi. Pinternya kamu, pulang sekolah sdh sendiri, tidak dijemput, karena mmg sekolah hanya didepan kompleks, dekat pos satpam depan. Krn khawatir, mama telfon ke satpam, minta tolong unt dilihatkan ke sekolah. Tapi, apa jawaban pak satpam? “Ooo, Tio bu? Ini ada di sini, lagi main karambol..” Bwahaha, pulang sekolah main karambol, anakke sopo to le..

Waktu SD, paling susah adalah mengajari kamu pamit jika pergi. Sampai-sampai mama mengeluh sama papa, “Gimana ini cara mendidiknya? Udah dikasih tahu terus tapi tetap saja lupa pamit kalau pergi..” Dan jawab papa adalah, “Ya mama gak boleh pantang menyerah, harus terus diberitahu, enggak boleh bosan”. Dan itulah yangselalu mama pegang dalam mendidik anak. Tak pernah boleh bosan, karena anak adalah amanah Allah kepada kami, orang tua. Kamu tau kenapa harus pamit kalau pergi? Itu adalah bagian dari budi pekerti yang ditanamkan oleh orang tua mama dulu (Oma dan Opa), dan sekarang setelah mama menjadi orang tua, tahu manfaatnya. Adalah karena anak belahan jiwa kita, ketidaktahuan keberadaan akan membuat khawatir. Itu saja.

Kesukaan ke warnet untuk bermain game ketika SD juga menyulitkan mama waktu itu. Bayangkan banyaknya warnet yg tersebar di sekitaran sekolah MP. Mama gak habis pikir, bagaimana bisa pemilik warnet punya ide untuk membuka sewa perempatan jam atau setengah jam, disesuaikan dg kantong anak SD yg hanya punya seribu atau dua ribu rupiah. Waktu itu sampai sore kamu belum pulang, mama longok satu per satu warnet di sekitar sekolahmu, tidak ada. Mama telfon, tidak diangkat. Tak berputus asa, mama telfon terus ke hapemu, lebih 10x sampai diangkat. Dan sejak saat itu mama hitung uang sakumu hingga pas untuk jajan dan ojek saja, supaya tidak bersisa untuk warnet, meskipun hanya seribu. Akan tetapi di hari libur, malah mama kasih uang ke warnet, jadi yg penting disini adalah time management, dan no game di hari sekolah!

SMP, masih amat berwarna harimu nak. Mulai kenal teman dekat wanita dan belajar parkour. Seumur-umur mama gak tahu apaitu parkour dan kamu gak kasih tahu kalau ikut. Pamitnya sih futsal, memang sih tempat latihannya di di belakang tempat futsal, tapi tetap aja itu ngeles Mas, hehe.. Mungkin takut mamanya khawatir, secara ternyata parkour itu jumpalitan gak karuan. Sekali waktu kamu ijin untuk ke Urbanfest Ancol. Karena khawatir, dan kebetulan kamu juga mau dianterin, mama, papa dan adek ikut anterin ke Ancol. Waktu itu mama baru sembuh dari kena campak jerman loh, masih pegel sedikit sebenarnya, tapi gak apa-apa lah demi anak lanang, ciee.. Barulah disini mama tau kamu ikut parkour, weleeh. Tapi ketika mama liat ada pelatihnya dan teknik-tekniknya, maka berkuranglah rasa khawatir itu.

Masa SMP, menurut mama adalah masa mencari jati diri bagimu. Setiap pulang sekolah, tidak pernah selalu pulang tepat waktu, main kemana tidak tahu (ngakunya sih nongkrong di sekolah aja), tidak ikut kegiatan OSIS sama sekali. Disuruh ikut eskul basket juga enggak mau, aduh.. Sampai pernah saking jengkelnya mama, dan hukuman dari sebelumnya yang pulang telat melulu, waktu itu lagi ujian seminggu, setiap pulang ujian, siang, mama jemput ke sekolah, mama drop ke kayamas, hanya untuk memastikan kamu pulang tepat waktu. Kemudian mama balik lagi ke kantor. Oalaah Mas Tio, MasTio..

Masa SMA adalah masa yg lumayan, hehe.. Sudah mulai ikut berkegiatan (OSIS, MPK, Panitia ini, itu), bahkan tidak disuruh malah ikut eskul basket sendiri. Oh ya, bisa masuk SMA 28 adalah kebanggaan tersendiri, melalui tes brp tingkat ya waktu itu? 5 tingkat Mas Tio? Semangat juangmu pantas dipertahankan, kalau sudah ada kemauannya, mengingat masa SMP yg agak amburadul, hihi.. Les bahasa inggris gak pernah mau, akhirnya kepentok di tes SMA ini ada tes TOEFL dan wawancara bahasa inggris. Tapi bagusnya kamu, identifikasi masalah dan mencari solusi dengan mengkomunikasikannya ke orang tua. Pertahankan itu ya le.. Langsung shortcut, mama ambil les privat di rumah, bahasa inggris, 1 atau 2 bulan waktu itu Mas? Dengan track-record SMP, waktu itu mama gak yakin kamu bisa diterima di SMA 28, tapi untuk memacu semangat, mama bilang, “Kalo diterima, mama beliin sepeda fixie deh”, hehe.. Tapi ternyata dengan tes malah tertolong, karena NEM tidak sampai (9 kurang dikit). Yaa, meskipun tadinya sempat tidak diterima, ditelfon 2 hari kemudian karena ada 6 orang yang tidak daftar ulang, kamu sampai loncat-loncat kegirangan.

Dipanggil ke sekolah karena terlambat adalah makanan sehari-hari mama waktu kamu SMA kelas 1, hehe.. Karena tanpa SIM, mama tidak mau kamu ke sekolah naik motor. Peraturan dibuat pasti sudah dengan pertimbangan yang matang dari para ahli. Padahal kamu sudah bangun pagi sekali, tapi nongkrongnya di kamar mandi itu deh yang lamaanyaa.. Bahkan yang terakhir sudah 10x dalam 1 semester, tidak boleh masuk kelas sebelum mama datang., dan mama harus tandatangan surat pernyataan bermaterai, hadeeh.. Sekali lagi, hati-hati dengan time management yo lee.. Apalagi kamu nanti sdh mahasiswa, waktu kamu yang atur sendiri. Tak bisa atur waktu, tak akan selesai tugas-tugasmu nanti tepat waktu.

Itulah tadi kesan-kesan mama selama membimbingmu dan mengantarmu sampai dgn skrg ke gerbang perguruan tinggi. Penuh warna tapi bahagia. Lebih bahagia lagi skrg terbayar dengan prestasimu masuk PTN pada fakultas yang byk peminatnya. Flashback tadi akan menjadi kenangan manis kita, hehe.. Skrg saatnya menapak masa depan yg cerah. Ingat pesan-pesan papamu yang sudah disampaikan secara lisan kemarin. Mama hanya menambahkan sedikit saja. Selalu ingat sholat, Allah SWT, kekuatan doa tiada duanya. Jika menghadapi tugas yg sulit, bersabarlah, hadapi dengan sholat dan sabar, serta tetap kerjakan dengan tekun, satu persatu. A journey of a thousand miles must begin with a single step (Lao Tze). Jangan menunda tugas, first thing first. Oh ya, jangan lupa, bentangkan sajadahmu dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam sholatmu. Akhlak. Selalu rendah hati dan ingat budi pekerti. Pesan mama.

Semoga sukses ya nak! Airmata bahagia mama menutup surat ini.

Ciputat, 19 Juli 2014, pagi hari,
Mama Bunda Ratih Damayanti

KETIKA WAKTU TERBENTANG

Jarak terentang, waktu terbentang
Guratan di hati semakin bertambah
Dan si penggurat masih juga disini karena
Kumencintanya

Hai angin, jangan salahkan diriku
Ketika bulir airmata ini hampir jatuh di pipi
Sekuat tenaga kumenolaknya karena
Kumencintanya

Perih ini semakin perih
Manis indah semakin kudamba
Asa di pelukan tak akan kulepaskan karena
Kumencintanya

Wahai sang dewi cinta
Adakah kelelahanmu untuk ceritaku?
Kumau kau tak lakukan itu karena
Kumencintanya

Perih dalam cinta
Takkan kurasa
Kucoba


Ciputat, 28 September 2013
Ku kan mencintaimu 50 tahun lagi

MY "UNIQUE" DRIVER (2013)

Mei 2013


Cerita 1.
Pulang kuliah jumat malem, di dalam mobil dlm perjalanan plg, kademen.
So I said to my driver, " Pak, ac-nya kecilin dikit"
Dan dya.....ngecilin volume radio.
(krik, krik, krik)


Cerita 2.
Pulang kantor, temen kantor mau ikut sd halte bis.
Karena mau duduk depan, sedangkan biasanya kursi depan dimajukan pol (spy blkg lega),
so setelah saya di dlm mobil, sambil nunggu temen lg absen, I said to my driver, " Pak, pak budi mau ikut, tolong kursinya dimundurin"

Dan dya.....mundurin mobil.
(krik, krik, krik)


Cerita 3.
I said to my driver, " Pak, e-toll cardny mana?"
Ha? (Kata dya sambil mangap). Entah dya gak ngerti ato gak denger.
Kuulang, "Kartu toll-nya mana?"
Dan dya ngerogoh kantung baju dan memberikan.....karcis parkir.
(krik, krik, krik)








Juni-Agustus 2013
Masa2 ambil semester pendek


Krn tau my driver is super duper unique, sehari sblm mulai kuliah jumat di Salemba, aku udh survey tempt dlu, ajak anak buah untuk nunjukkin kampus Salemba. Pulangnya mampir sarinah dlu unt ketemuan dg temen SMP (Yani) yg baru dtg dr yk. Perjalanan sukses.


Dan kemudian cerita dimulai,


Perjalanan 1.
Berbekal kertas kiwir2 penunjuk arah dari anak buah, kami sukses sampai kampus salemba. Akan tetapiii...pulangnya, sukses nyasar! Coz saat survey kmrn kami mampir sarinah, jd memory driverku udah mulai error. Saat keluar persis dr Salemba tanya satpam arah mau ke sudirman, diberikanlah arah lwt cikini. Dibantu sign-board jln juga, kami sukses sampe sta cikini.


But unfortunely, ketika gedung BBD (dulu) tlh terlihat (it means sudirman sdh dekat), beliau, sang driverku belok kiri! Karena tanpa bertanya-tanya kukira dia sdh tau, ato lwt jln pintas (krn setahuku lurus). Ketika beliau ini mulai thingak-thinguk kayak mario bross, barulah aku sadar bwh sang driver tlh tersesat!


Kutanya, "Bapak nyasar ya?". Dya gak jawab, dan tetap thingak-thinguk. Busyet dah nyasar beneran neh kalo gelagat udh gt meh, lgs aja kubuka bb map ku dan memerintahkan untuk putar balik or belok kiri. Dan beliau ini dgn pedenya belok kiri (instead of muter) and akhirnya kita ketemu lagi sta cikini! 2x muterin cikini akhirnya ketemu juga jalan sudirman, setdaahh..


Perjalanan 2.
Ini adalah jumat ke-2, kedua kalinya kuliah di salemba. Karena kmrn sdh merasa tanya satpam, jumat ini sang driverku gak tanya satpam lagi, stil yakin stlh keluar salemba belok kiri kmdn kiri lagi. Akan tetapiii...rupanya beliau ini (krn kutinggal mainan hp) belok kiri lagi, so ketika diriku sadar, kami telah kembali berputar dan ada di depan RSCM lagi! Hadeh..


Lampu merah dya mulai thingak-thinguk gak jelas, mampus ki. Lalu belok kanan. Kutanya, "Pak mau kemana?". Dan dya diem, wehlah.. "Ngerti gak jalannya?", kutanya lagi. Eh, dgn entengnya dya jawab, "Ya nanti dicari." Semprul ki, jln kok dicari, emg ilang po? Langsung aja kubuka bb mapku krn tersadar ini jalan brngkt tadi, brarti mending lwt toll aja drpd nyasar. Alhasil dg direction dariku kami sukses masuk toll persis spt jalan brngkt td, fiuuh..


Perjalanan 3.
Putus asa, di jumat ke-3 ini aku tanya ke drivernya, "Pak taunya jalan mana?". "Tugu tani", kata dya. Oke deh, sblm brngkt tanya dlu anak buah & mbah google map. Ternyata mmg jalan gampang, luras-lurus aja meski sedikit jauh. Gpp lah, drpd nyasar, ya gak?


Singkat cerita, dgn petunjukku kami sukses sd tugu tani, lwt kantr suami (ngalaang tenan tp pancene), and then ktm patung kuda (deket monas). Seharusnya tgl ambil jalur lambat and tgl belok kiri udh nyampe thamrin. Akan tetapiii...my driver kali ini ambil jalur tgh and mau lurus (spt biasa gw lg asyik main hp), kutanya, "Kok gak lgs belok kiri aja pak?". Dya fwb dgn tegasnya, "Gak boleh". Hampir aja aku percaya, ketika dgn mulusnya mobil belakang ketika lampu menyala hijau lgs belok kiri! Halagh2.. Driverku sok teu!


Akhirnya kami pun sukses lurus, dan kali ini dgn tegas kubilang, "Putar balik! Kita lewat thamrin aja, jalan biasa." Lha drpd nanti dya sok tau lagi njuk nyasar? Udh malem jee ngantuk, klo udh thamrin sudirman kan gak bakal nyasar and diriku sdh bs mulai tidur. And it usually started at 10.pm! Haiyaah..


Perjalanan 4.
Setelah sukses lwt tugu tani, perjalanan kli ini lbh sukses lg krn ms novri ikut lwt menteng (yg jlnny mbulet itu). Mas novri turun di setelah bej, and kmdn my driver lurus entah dy mw lwt mna. Stlh csw, mulailah beliau thingak- thinguk. Hadeh, mw lwt mna sih sbenernya? Msak udh 3x plg msh nyasar jg. Herannya beliau srng gonta-ganti rute. Akhirnya stlh mbulet di panglima polem, ktm jg fatmawati. Lgs aja kusemprot, ngapain sih nyora- nyari jln trs tiap hri ganti? Udh mlm ini mbok ya diapalin aja mw lwt mna, lwt radio dlm jg g trll macet klo udh malem ini. Dan beliau spt biasa diem ajaa.. Ealaahh..

Perjalanan 5.
Mgg2 berikutnya sukses trs lwt menteng krn skrg ms tria ikt sd bulus. Pdhl jln menteng itu mbulet ak we ra apal, hehe.. But kali ini sang driver mencoba lwt antasari plgny. Brarti perkataanku mgg kmrn gak didenger y? Spy gak ganti2 rute, ealaah.. Udh 2x lwt antasari naiknya beda2 juga. Mgg lalu lwt iskandarsyah naiknya, skrg dy coba lwt dkt sanjaya. Yowis rapopo, mestinya apal klo mau lwt dkt sanjaya coz srng k rmh mbk nining. Tp apa yg terjadi? Jreng, jreng! Stlh patimura betul dy blk kiri, tp kan hrsny puter balik, but...dya kagak! Wua, paniklah gw. Lha klo kebablasan gni kan bs njedul lg di patung OR alias muter lg macet lg. Oalah pak e, pak e, klo gak tau ato lupa ki mbok nanya! Akhirnya dg ngomel panjang lebar kita nemu jg puteran di ujung udh hampir lampu merah.. Hadeh...

Perjalanan 6.
Hari itu, stlh 2-3x ms tria ikut, dy gak msk kuliah. Jadilah saya berdua doang dgn sang driver pulang lwt menteng. Hikss, udh deg2an dr awal. Lha kok lwt menteng yg mbulet itu? Apa dy udh hapal? Knp gak cari jln aman aja lwt tugu tani yg gampang meski ngalang? Tp kusabar2in hati sendiri dgn berkata (dlm hati) masak udh srng lwt nyasar? Dan benar sodara2, sptny dya salah hrsny belok kanan tp mlh lurus. Curiga ktk jalan mulai gelap dan bergelombang. Perasaan gak pernah lwt jalan beginian. Dan sang driver gak nanya apa2 pulak. Celingukan spt biasa. Asem tenaan! Lgs kusemprot: pak nyasar ya?!! Nyengir doang dya... Aduuhh.. Lgs deh kubka google mapku dan bener kan trnyata kita nembus ke latuharhary! Kuningan bok, edan tenan... Lgs aja tali komando kupegang lg berbekal bb di tangan, dan akhirnya kt sukses nembus ke gatsu, oalaaahh..

Perjalanan 7.
Hari itu, plg kuliah hrs mampir sanjaya dlu krn ada yg mw dititip bwt ke yk bsk. Perjlnan dr kampus menteng sanjaya aman krn ms tria ikut nebeng. Gak lwt patimura kli ini but patung OR lampu merah lgs belok kiri, aman. Sblm naik antasari belok kiri (blkng mabes), betul, aman. Tp, spt yg sudah2, gw sll gak yakin ama driver antik gw ini, so gw perhatiin aja dya jalan kmna. Dan beneerr... Stlh belok msk sanjaya, mulailah dy thingak-thinguk. Lha yo kok thingak-thinguk to ya.. Wong udh berkali2 ke sanjaya. Begitu nemu perempatan, eh dy mw belok kanan. Lurus pak! Kataku datar, udh mulai kesel.. Lha klo kanan lg kan balik lg ke jln besar nanti. Penasaran gw pengen ngecek dy, stlh lurus, dy msh inget gak y mna rumahnya. Dan bener...gak inget! Krn hampir aja kelewat belok kanan ke jln sanjaya buntu dy mw lurus aja. Belok kanan, itu rumahnya to paakk, mosok lupa! Ngegas jg akhirny gw, hadeh.. Lha klo lurus kan kuburan and balik keluar jln besar lg. Haiyah, apa klo mlm dy rabun y? Klo iya, gubrrakk dweh..


End of story.
Stlh kuliah ada bbrp lg kisah nyasar yg capek klo gw tls semwa, hehe..



Jakarta,
22 Mei 2013
 

My Notes Template by Ipietoon Cute Blog Design