Berenang. Aktivitas olahraga ini selalu kutulis
dalam kolom hobi, jika ada isian ini di biodata, dari sejak SD sampai dengan
sekarang. Dari kecil, mungkin karena kebiasaan dalam keluarga, papah mamahku
selalu mengajak kami, anak2nya untuk bertamasya berenang. Ya di Clereng,
Ponggok, Baturaden, Tretes, Ancol, Kalibayem, dan masih banyak lagi. Ditambah
lagi hampir semua kami 8 bersaudara bersekolah di SMP 1 Jogja, yang pelajaran
olahraganya adalah berenang, setiap Rabu, waktu itu di kolam renang Colombo.
Jadi, kami keluarga yg pintar berenang, hehe..
Jaman sekarang, pilihan berenang hanya di Umbang Tirto, karena Colombo sekarang sudah gak ada. Maksudku, pilihan kolam renang yg masih dikuras, dan diganti air satu kali seminggu. Kolam renang kok dikuras? Njuk sopo sing ngosek? Wkwk.. Dulu waktu di Jakarta pernah diketawain petugas kolam renang di kompleks dekat rumah karena menanyakan hal itu. Aneh kali ya? Bagi orang yg bukan orang Jogja dan kenal dengan kolam renang Colombo dan Umbang Tirto.
Masih setia dengan kesederhanaannya, Umbang Tirto tetap memadai tapi menurutku, dan bersih, untuk ukuran HTM Rp.10.000. Setiap Minggu siang, kolam renang ditutup hingga Senin, untuk proses kuras, pembersihan, dan pengisian. Selasa baru buka kembali. Menurut petugas disana, Selasa dan Rabu masih kaporit-free, karena air baru saja diganti. Coba, hari gini dimana bisa dapat berenang kaporit-free harga segitu? Hehe.. That's why I love this legendary swimmingpool.. Kamis baru dikasih kaporit dengan kadar minimal. Jumat adalah hari khusus wanita. Disini biasanya mbak2 dan ibu2 jilbaban berenang dengan leluasa, dan juga ibu2 stw, dan ibu2 sedengan (kayak gue hihi) yg risih kalo berenang campur bapak2, berenang dengan riang gumbira. Nah, cerita seru dimulai dari sini..
Jumat 1,
Ada kelompok ibu2 stw bermarkas di pojokan kolam renang sebelah kanan yg kedalaman 3m. Para ibu ini biasanya datang jam 7, pulang jam 9, tapi tetap aja hitungan berenangnya sama ama aku yg cuman 30-45menit nyemplung kolam, hehe.. Banyak ngobrol dan becandanya, tapi seru buat dikupingin. Hari itu, salah seorang 'anggota' ada yg bawa arem2 bikinan sendiri 1 tas kresek. Ibu2 bergumbira, dan pesta arem2 di pinggir kolam dan didalam kolam (weleh2).. Pembahasan tentang arem2 ini sungguh seru. Dari mulai ukuran, sd cara pegangnya. Hihi, ibu2 kasepuhan, apa yg ada di pikiran kalian? Ketawanya kok sampe membahana sekolam renang, haha.. Bahkan di pinggir kolam ada ibu2 yg menunjukkan pada teman2nya baik yg dipinggir maupun dalam kolam, bagaimana cara yg baik memegang arem2.. Halagh! Haha..
Jumat 2,
Kali ini aku beralih ke pojokan sektor kiri, msh di kedalaman 3m. Memberanikan diri, hari ini aku ikut nimbrung ngobrol, sithik. Kelompok ibu2 stw seperti biasa, tapi ini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu heboh, kalem. Pembicaraan tentang obat kolesterol. Minum air rendaman jeruk nipis pagi hari sebelum minum dan makan apa2. Begitu bangun tidur, langsung seduh jeruk nipis yg sudah diiris2 beserta kulitnya, dalam gelas dengan air panas. Kemudian ditinggal sholat, baca Al-Quran. Hangat2 kuku langsung diminum. Nant bisa refill 2-3 kali dalam sehari. Ibu yg lain menanyakan, “Apa gak kecut bu, apa gak perih di lambung?” Ibu tadi menjawab, “Gak bu, tadinya saya juga takut, tapi karena kakak saya sudah mencoba dan gak papa, jadinya saya berani. Awal2 cuman 1 butir dulu bu, nanti kalo sudah biasa nambah. Saya sekarang sudah 3 butir tiap bikin. Alhamdulilah kolesterol dari 300 lebih (wow!) sekarang normal, dibawah 200. Klo gak suka kecutnya, boleh sambil nguntutin gula jawa. Gak boleh dicampur tapi ya buu, nanti khasiatnya hilang.” (Gue dalam hati: kok iso?). Ada satu ibu yg menimpali, “Kalo sy gak kuat paitnya bu, itu kan sama kulitnya kan? Sama suka kliyengan habis itu, karena saya punya darah rendah.” (Ternyata paitnya kulit jeruk nipis juga bisa menurunkan tekanan darah, baru tau). Saya ikutan menimpali, “Kasih madu bu, madu itu obat mujarab untuk tekanan darah rendah, soalnya saya dulu jg darah rendah.” Ibu narasumber kembali menimpali, “Boleh bu dg madu, tp tetep jgn dicampur ya..” (Hehe..)
Jaman sekarang, pilihan berenang hanya di Umbang Tirto, karena Colombo sekarang sudah gak ada. Maksudku, pilihan kolam renang yg masih dikuras, dan diganti air satu kali seminggu. Kolam renang kok dikuras? Njuk sopo sing ngosek? Wkwk.. Dulu waktu di Jakarta pernah diketawain petugas kolam renang di kompleks dekat rumah karena menanyakan hal itu. Aneh kali ya? Bagi orang yg bukan orang Jogja dan kenal dengan kolam renang Colombo dan Umbang Tirto.
Masih setia dengan kesederhanaannya, Umbang Tirto tetap memadai tapi menurutku, dan bersih, untuk ukuran HTM Rp.10.000. Setiap Minggu siang, kolam renang ditutup hingga Senin, untuk proses kuras, pembersihan, dan pengisian. Selasa baru buka kembali. Menurut petugas disana, Selasa dan Rabu masih kaporit-free, karena air baru saja diganti. Coba, hari gini dimana bisa dapat berenang kaporit-free harga segitu? Hehe.. That's why I love this legendary swimmingpool.. Kamis baru dikasih kaporit dengan kadar minimal. Jumat adalah hari khusus wanita. Disini biasanya mbak2 dan ibu2 jilbaban berenang dengan leluasa, dan juga ibu2 stw, dan ibu2 sedengan (kayak gue hihi) yg risih kalo berenang campur bapak2, berenang dengan riang gumbira. Nah, cerita seru dimulai dari sini..
Jumat 1,
Ada kelompok ibu2 stw bermarkas di pojokan kolam renang sebelah kanan yg kedalaman 3m. Para ibu ini biasanya datang jam 7, pulang jam 9, tapi tetap aja hitungan berenangnya sama ama aku yg cuman 30-45menit nyemplung kolam, hehe.. Banyak ngobrol dan becandanya, tapi seru buat dikupingin. Hari itu, salah seorang 'anggota' ada yg bawa arem2 bikinan sendiri 1 tas kresek. Ibu2 bergumbira, dan pesta arem2 di pinggir kolam dan didalam kolam (weleh2).. Pembahasan tentang arem2 ini sungguh seru. Dari mulai ukuran, sd cara pegangnya. Hihi, ibu2 kasepuhan, apa yg ada di pikiran kalian? Ketawanya kok sampe membahana sekolam renang, haha.. Bahkan di pinggir kolam ada ibu2 yg menunjukkan pada teman2nya baik yg dipinggir maupun dalam kolam, bagaimana cara yg baik memegang arem2.. Halagh! Haha..
Jumat 2,
Kali ini aku beralih ke pojokan sektor kiri, msh di kedalaman 3m. Memberanikan diri, hari ini aku ikut nimbrung ngobrol, sithik. Kelompok ibu2 stw seperti biasa, tapi ini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu heboh, kalem. Pembicaraan tentang obat kolesterol. Minum air rendaman jeruk nipis pagi hari sebelum minum dan makan apa2. Begitu bangun tidur, langsung seduh jeruk nipis yg sudah diiris2 beserta kulitnya, dalam gelas dengan air panas. Kemudian ditinggal sholat, baca Al-Quran. Hangat2 kuku langsung diminum. Nant bisa refill 2-3 kali dalam sehari. Ibu yg lain menanyakan, “Apa gak kecut bu, apa gak perih di lambung?” Ibu tadi menjawab, “Gak bu, tadinya saya juga takut, tapi karena kakak saya sudah mencoba dan gak papa, jadinya saya berani. Awal2 cuman 1 butir dulu bu, nanti kalo sudah biasa nambah. Saya sekarang sudah 3 butir tiap bikin. Alhamdulilah kolesterol dari 300 lebih (wow!) sekarang normal, dibawah 200. Klo gak suka kecutnya, boleh sambil nguntutin gula jawa. Gak boleh dicampur tapi ya buu, nanti khasiatnya hilang.” (Gue dalam hati: kok iso?). Ada satu ibu yg menimpali, “Kalo sy gak kuat paitnya bu, itu kan sama kulitnya kan? Sama suka kliyengan habis itu, karena saya punya darah rendah.” (Ternyata paitnya kulit jeruk nipis juga bisa menurunkan tekanan darah, baru tau). Saya ikutan menimpali, “Kasih madu bu, madu itu obat mujarab untuk tekanan darah rendah, soalnya saya dulu jg darah rendah.” Ibu narasumber kembali menimpali, “Boleh bu dg madu, tp tetep jgn dicampur ya..” (Hehe..)
Jumat 3,
Hari ini aku beralih beristirahat sejenak di kolam kedalaman 1m. Disini ada kelompok ibu2 stw juga yg sedang ngobrol. Setiap jumat juga kulihat, prediksi sih sama, berenang jam 7-9 dg intensitas ala kadarnya hehe.. Kali ini topiknya tentang klithih. Seru banget, berita2 koran diceritain semua plus bumbu2 segar sana sini dan komentar sana sini. Keprihatinan intinya. Tiba2 kok obrolan pindah ke masa lalu, tentang "gali" (preman dalam bahasa Jawa). Seorang ibu menunjuk teman lain yg ternyata kakaknya adalah seorang gali. Tapi gali sopan dan ganteng katanya. Walah, kok ada ya? Haha.. Katanya mereka sering main bersama. Temen yg lain nimpali,”Llha nek nggantheng kok gak mok pacari wae mbiyen bu?” Ucapan ini malah disamber ibu yg punya kakak gali tadi, “Lha sekarang suami dia itu kan malah gali-ne gali bu, haha..” Hwaduh, tak lanjut renang we, jebul kumpulan keluarga gali iki, hihi..
Jumat 4,
Kali ini tumben pojok kanan 3m ibu2 heboh gak keliatan. Mungkin karena gue-nya kesiangan hehe.. Tapi tetap saja ada 2 ibu sedang mengobrol. Kebetulan ibu yg berswimsuit pink-hitam dulu pernah ngobrol sedikit ama saya. Jadi senyum dikit dan ikut nimbrung. Ibu satunya ternyata lagi menanyakan, “Pakai apa wajahnya kok putih bersih cantik. Perawatan apa, katanya. Yang nanya ini kayak aku, ireng thuntheng, ra ayu, wkwk.. Setelah berbasa-basi, ah bisa aja bu, akhirnya terkuaklah rahasianya, “Saya pake masker beras bu, kalo nyuci beras itu, airnya saya simpan semalaman, yg air pertama. Bsk pagi saya pakai untuk cuci muka, setelah membersihkan muka dg susu pembersih dan face-toner. Trus endapannya dipake unt maskeran.” “Ooo, pantes ibu putih cantik begini. Kalo saya gak telaten bu, palingan beli masker bengkoang (sambil menyebutkan salah satu merk kosmetik tradisonal Indonesia), haha”, kata ibu thuntheng tadi. Waktunya sy menimpali, “Kalau ibu pink ini memang sudah cantik dan putih dari sononya bu..” Ibu yg kupuji pun tertawa renyah sambil menepuk bahu saya. Dalam hati, ini ibu thuntheng memang gak liat apa, leher, tangan si ibu pink ini memang sudah putih. Jadi memang sudah putih bersih dari sananya, hehe.. Tapi resepnya oke juga tuh, bisa dicoba, murmer dan gampang. Kali aja gue bisa agak putihan dikit juga, haha..
Hari ini aku beralih beristirahat sejenak di kolam kedalaman 1m. Disini ada kelompok ibu2 stw juga yg sedang ngobrol. Setiap jumat juga kulihat, prediksi sih sama, berenang jam 7-9 dg intensitas ala kadarnya hehe.. Kali ini topiknya tentang klithih. Seru banget, berita2 koran diceritain semua plus bumbu2 segar sana sini dan komentar sana sini. Keprihatinan intinya. Tiba2 kok obrolan pindah ke masa lalu, tentang "gali" (preman dalam bahasa Jawa). Seorang ibu menunjuk teman lain yg ternyata kakaknya adalah seorang gali. Tapi gali sopan dan ganteng katanya. Walah, kok ada ya? Haha.. Katanya mereka sering main bersama. Temen yg lain nimpali,”Llha nek nggantheng kok gak mok pacari wae mbiyen bu?” Ucapan ini malah disamber ibu yg punya kakak gali tadi, “Lha sekarang suami dia itu kan malah gali-ne gali bu, haha..” Hwaduh, tak lanjut renang we, jebul kumpulan keluarga gali iki, hihi..
Jumat 4,
Kali ini tumben pojok kanan 3m ibu2 heboh gak keliatan. Mungkin karena gue-nya kesiangan hehe.. Tapi tetap saja ada 2 ibu sedang mengobrol. Kebetulan ibu yg berswimsuit pink-hitam dulu pernah ngobrol sedikit ama saya. Jadi senyum dikit dan ikut nimbrung. Ibu satunya ternyata lagi menanyakan, “Pakai apa wajahnya kok putih bersih cantik. Perawatan apa, katanya. Yang nanya ini kayak aku, ireng thuntheng, ra ayu, wkwk.. Setelah berbasa-basi, ah bisa aja bu, akhirnya terkuaklah rahasianya, “Saya pake masker beras bu, kalo nyuci beras itu, airnya saya simpan semalaman, yg air pertama. Bsk pagi saya pakai untuk cuci muka, setelah membersihkan muka dg susu pembersih dan face-toner. Trus endapannya dipake unt maskeran.” “Ooo, pantes ibu putih cantik begini. Kalo saya gak telaten bu, palingan beli masker bengkoang (sambil menyebutkan salah satu merk kosmetik tradisonal Indonesia), haha”, kata ibu thuntheng tadi. Waktunya sy menimpali, “Kalau ibu pink ini memang sudah cantik dan putih dari sononya bu..” Ibu yg kupuji pun tertawa renyah sambil menepuk bahu saya. Dalam hati, ini ibu thuntheng memang gak liat apa, leher, tangan si ibu pink ini memang sudah putih. Jadi memang sudah putih bersih dari sananya, hehe.. Tapi resepnya oke juga tuh, bisa dicoba, murmer dan gampang. Kali aja gue bisa agak putihan dikit juga, haha..